Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
24
$ 40,54 miliar, naik 44,86 % dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2007. Sementara, ekspor non migasnya pada tahun
2008 tercatat hanya US $ 1,1 miliar. Kegiatan industri di Aljazair
belum sepenuhnya berkembang. Kegiatan industrinya masih
difokuskan pada industri pengolahan makanan (agro alimentaire)
dan industri manufaktur dengan bahan-bahan yang di dapat
melalui impor, terutama dari negara-negara Eropa
seperti; Perancis, Italia, Spanyol dan Turki, di samping beberapa
negara Asia seperti Cina, Korea Selatan dan Jepang. Pada tahun
2008, perdagangan Aljazair dengan Indonesia mengalami surplus
bagi Indonesia. Sejak tahun 2002, Indonesia mengimpor minyak
dari Aljazair sekitar 30.000 barrel/ hari. Namun dalam
perdagangan non migas, Indonesia mengalami surplus. Hal itu
dapat dilihat dari indeks perdagangan kedua negara pada tahun
2008 bahwa ekspor Aljazair ke Indonesia mencapai US $ 209.649
juta. Sedangan impor dari Indonesia mencapai US $ 281.991 juta.
Berdasarkan data Badan Nasional Pengembangan Perdagangan
Luar Negeri Aljazair, tercatat 11 produk andalan Indonesia yang
diekspor ke pasar Aljazair yaitu ; kelapa sawit, pipa, kopi, minyak
sayur, plywood, mesin-mesin dan aksesorisnya, automatic
maintenance machines infonnation, karet alam, lemari es,
polyteline dan produk obat-obatan. Selain itu, tercatat 6 produk
Indonesia yang mengandung prospek di pasar Aljazair yaitu ;
elektric transformer, synthetics string, bahan bangunan, peralatan
untuk produksi videophone, minyak sayur dan noodle soap.
c. Kerjasama Dalam Pendidikan.
Di bidang pendidikan, Aljazair meminta perhatian para pemangku
kepentingan di Jakarta untuk memberikan perhatian bagi
peningkatan kerjasama pendidikan dan alhamdulillah mendapat
tanggapan yang sangat positif dari Menteri Agama RI yang
berkunjung ke Aljazair pada bulan April 2008, antara lain untuk
membahas kerjasama pendidikan bidang kajian Islam (berita

