Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
23
di Bandung tahun 1955, Indonesia mengundang delegasi
kelompok pejuang kemerdekaan Aljazair FLN (Front de Liberation
National). Oleh karena itu, untuk bidang politik ini hal pertama
yang ingin saya lakukan sebagai peserta asing di Aljazair adalah
memelihara hubungan persahabatan, dan meningkatkannya
dengan mendorong kalangan Parlemen kedua negara untuk
mengadakan kerjasama antar Parlemen. Selain itu, peningkatan
kerjasama juga dapat dilakukan di berbagai forum internasional,
terutama karena kedua negara sama-sama anggota Gerakan
Non-Blok (GNB) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI).
b. Hubungan Ekonomi dan Perdagangan.
Sementara itu di bidang ekonomi, dengan negeri berpenduduk 36
juta jiwa ini (sensus Maret 2008) , Perekonomian Aljazair
berkembang pesat setelah negara tersebut menjadi salah satu
eksportir minyak. Ekspor minyak Aljazair pada tahun 2008
mencapai 1.2 juta barrel/hari dan menyumbang sekitar 98 %
terhadap pendapatan nasional. Dengan ekspor minyak tersebut,
cadangan devisa Aljazair meningkat tajam hingga mencapai US
$ 133 milliar (Maret 2008). Pada semester pertama tahun 2008,
GDP Aljazair mencapai US $ 235,5 milliar dengan GNP perkapita
mencapai US $ 8.100. Angka Pendapatan Perkapita tersebut
merupakan angka yang sangat tinggi bagi untuk negara
berkembang. Dalam kurun4 waktu 2000-2004, pertumbuhan
ekonomi Aljazair cukup stabil berada di kisaran 5,5 %. Tetapi,
pada tahun 2007, pertumbuhan ekonominya semakin melonjak
tinggi hingga mencapai 7 %, hal itu karena Aljazair mulai
mengekspor gas alam cair. Pada tahun 2008 pertumbuhan
tersebut kembali normal di kisaran 5,5 % dengan tingkat inflasi
4,6 %.Harga minyak dunia yang meroket ikut mendorong
pertumbuhan perekenomian dalam negeri. Pada semester
pertama tahun 2008, nilai ekspor migas Aljazair mencapai US
4 Dubes RI di Alger,Aljazair,“Potensi pasar Aljazair bagi produk Indonesia” Deplu,di Batam tgl 11 Maret 2009.

