Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

19

g. Terorisme Agama dan Terorisme di Indonesia. Kejadian
        terorisme belakangan ini yang terjadi di Indonesia bisa dihubungkan
        dengan affiliasi kelompok teroris Islam al-Qaeda- Jemaat Islamiyah.
        Sejak 2002, sejumlah ‘warga negara asing’ yang dijadikan target telah
       diserang. Korban yang berjatuhan termasuk warga asing -
       kebanyakan turis mancanegara - dan juga warga negara Indonesia.
       Pada tahun 2000 gerakan terorisme di Indonesia terhitung intensif
       dengan pemboman Bursa Efek Jakarta, diikuti dengan empat serangan
       besar lainnya. Serangan terorisme yang paling mematikan memakan

       korban 202 orang (termasuk 164 turis mancanegara) di resort di kota
      Bali Kuta di tahun 2002. Serangan tersebut, diikuti dengan peringatan
      larangan perjalanan ke Indonesia yang dikeluarkan oleh banyak
      negara, dan hal tersebut sangat menghancurkan dunia industri
      pariwisata Indonesia serta prospek investasi asing ke Indonesia.
      Namun, setelah tertangkap dan terbunuhnya beberapa pemimpin
      kunci dan anggota-anggotanya, yang dimaksudkan disini adalah Imam
     Samudra, Amrozi, Abu Dujana, Azahari Husin, Noordin dan yang
     terakhir adalah, Umer Patek, jaringan teroris di Indonesia sangat
     berkurang sekali.

              Teori konspirasi penyerangan yang terjadi sekitar 11 September
     juga muncul di media-media di Indonesia menyalahkan kasus bom Bali
     untuk menjatuhkan islam oleh plot yang dibentuk pihak Barat-Yahudi-
     Tionghoa. Terbiasa oleh kebudayaan gosip dan kekerasan yang
     dijalankan di zaman “Orde Baru” banyak masyarakat Indonesia berpikir
     bahwa teori-teori tersebut memang benar adanya. Serangan bom
     lanjutan di tengah kota Jakarta, di mana semua kecuali satu korban
     adalah orang Indonesia biasa, membuat masyarakat kaget dan
     menghasilkan tanggapan cepat dari pasukan keamanan Indonesia.
     Bahkan politisi sekalipun harus mengakui bahwa semua bukti yang
     ada memberatkan sekelompok kecil Islam. Pemboman terhadap kota
    Jakarta dan tuntutan resmi membantu membentuk opini publik untuk
    tidak menggunakan kekerasan politik ekstrimis muslim, melainkan
     meningkatkan pengaruh intelegensi, pihak polisi dan militer yang
     kekuatan-nya dirasakan berkurang sejak dari tahun 1998. Faktor-faktor
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10