Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

29

  menyebabkan Indonesia belum bisa meraih banyak keuntungan dari
  modalitas maritim ini untuk mengakselerasi pertumbuhan di berbagai
 kawasan di Indonesia (khususnya Kawasan Timur Indonesia),
 membangun daya saing maritim, serta memperkuat integrasi
 perekonomian yang pada gilirannya mampu mendukung ketahanan
 nasional.

        Ditinjau dari aspek geografi, hingga kini masih banyak wilayah di
 Kepulauan Nusantara yang belum terlayani oleh jasa transportasi,
 khususnya wilayah pedalaman, kawasan perbatasan, serta sebagian
 besar kawasan timur Indonesia. Permasalahan yang dihadapi tidak
 hanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi, tetapi juga
 kemudahan pergantian antarmoda transportasi. Mengingat sifat
 geografi negara Indonesia, pemenuhan kebutuhan jasa transportasi
 nasional tidak dapat hanya bertumpu pada salah satu moda
transportasi saja, tetapi harus merupakan integrasi dari berbagai
moda transportasi sehingga pelayanan jasa transportasi dapat efisien
dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan keperluan pembangunan.
Sinergitas pembangunan transportasi adalah menciptakan sistem
transportasi yang andal, berkemampuan tinggi, efisien, dan mampu
menghubungkan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
wilayah Nusantara sehingga mendukung terbentuknya kemampuan
daya saing yang tinggi dalam segala aspek pada tingkat
internasional.

b. Aspek Demografi
       Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 (BPS 2011),

penyebaran penduduk terkonsentrasi di wilayah Jawa dan Bali yaitu
sebesar 59,1 persen, diikuti wilayah Sumatera sebesar 21,3 persen,
sementara konsentrasi penduduk terendah di wilayah Maluku sebesar
1 persen. Sementara itu, distribusi tingkat pengangguran terbuka dan
kemiskinan antarwilayah pada tahun 2010 menunjukkan konsentrasi
tingkat pengangguran dan kemiskinan di wilayah Sumatera dan Jawa-
Bali. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
   10   11   12   13   14   15   16   17   18