Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

52

ekonomi; masalah benturan kepentingan politik, ideologi dan agama
yang dikaitkan dengan isu-isu dikotomis mayoritas - minoritas
(Kusen 2007). Diasumsikan bahwa kepentingan untuk memonopoli
sumber-sumber ekonomi merupakan penyebab utama dari
pemisahan kelompok-kelompok masyarakat. Dengan kata lain,
kepentingan ekonomi dipertajam dan dilanggengkan oleh perbedaan
etnik, ras, agama, aliran-aliran politik dan nasionalisme (Esman
1997; Gonggong 1999). Secara empirik, jika kita lihat kondisi sosial
politik di Indonesia ada hubungannya dengan asumsi-asumsi dan
faktor-faktor yang dimaksud di atas.

g. Aspek Sosial Budaya.
         Kemajuan bangsa bisa dijelaskan dari apakah nilai (seperti)

rajin, menghargai prestasi, menunjung tinggi penggunaan cara
berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan persoalan,
menempatkan visi ke depan sebagai pedoman bersama dalam
bertindak, dan menjunjung tinggi sifat dapat dipercaya atau kejujuran
telah menjadi bagian kehidupan bangsa tersebut. Secara sosiologis
besarnya investasi bukan penyebab utama kemajuan bangsa,
melainkan hanya sebagai indikator atau salah satu instrumen untuk
memprediksi kemajuan ekonomi suatu bangsa. Kemunduran
ekonomi bangsa Indonesia beberapa tahun terakhir bukan
disebabkan tidak adanya investasi masuk dari luar, melainkan lebih
 disebabkan karena tidak efisiennya pengelolaan investasi tersebut.
 Budaya korupsi yang meluas merupakan indikator betapa sangat
 tidak efisiennya keorganisasian negara dalam mengelola investasi,
 termasuk investasi yang bersumber dari pinjaman luar negeri.

         Secara historis dan sosio-kultural pembangunan bangsa dan
 pembangunan karakter (nation and character building) merupakan
 komitmen nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam
 kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Namun
 demikian, ternyata dalam praksis politik pembangunan dan
  pendidikan keajegan perhatian terhadap pembangunan karakter
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15