Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

3

 pada pencapaian situasi ketahanan nasional yang kokoh. Kokohnya
 ketahanan nasional akan membuat kondisi dinamik kehidupan nasional
dan konsepsi pembangunan mampu menciptakan kesejahteraan bangsa
dan mengamankannya dari berbagai bentuk ancaman3 yang
membahayakan.

          Ironisnya, salah satu persoalan krusial bangsa Indonesia adalah
belum optimalnya peran dan fungsi partai politik sebagai infra struktur
dalam sistem menejemen nasional. Akibatnya, proses arus masuk, yang
diawali dari Tata Kehidupan Masyarakat (TKM) yang tersalur lewat Tata
Politik Nasional (TPN), dan memiliki dua fungsi, yaitu : fungsi pengenalan
kepentingan dan fungsi pemilihan kepemimpinan; belum berjalan dengan
baik. Belum optimalnya proses arus masuk Sismennas, menyebabkan arus
keluar-nya juga tidak optimal, bahkan cenderung terjadi disharmonisasi
antra apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat (Sub
Struktur) dengan apa yang kemudian dimunculkan sebagai kebijakan
pemerintah (Supra Struktur). Pada akhirnya, dengan pilu hati penulis
masih menyaksikan bagaimana kebijakan publik yang dikeluarkan
pemerintah menghadapi resistensi yang kuat dari masyarakat. Reaksi
keras masyarakat berupa : amuk masa; aksi turun kejalan; bentrok antar
warga, yang mencerminkan rendahnya budaya sadar hukum masih
ditunjukkan oleh sebagian kelompok dalam menyuarakan aspirasinya.
Kesantunan dan etika bermasyarakat semakin luntur yang tentu saja pada
akhirnya dapat berdampak mengganggu stabilitas keamanan sebagai
modal dasar pembangunan nasional, yang tentu saja memberikan dampak
negatif terhadap ketahanan nasional.

    3 Ancaman adalah segala bentuk hal yang menjadi ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan (ATHG) bagi negara ini dalam proses pencapaian tujuan nasional, yang
membahayakan stabilitas ketahanan nasional. Ancaman ada yang bersifat simetris dan a
simetris, ada yang datang dari dalam dan dari luar. Ancaman simetris berupa serangan
militer dari negara lain, sedang ancaman a simetris merupakan ancaman non militer yang
menurut Buku Putih Kemenhan diidentifikasi berupa: terorisme intemasional, gerakan
separatis, aksi radikalisme, konflik komunal, kerusuhan sosial, kejahatan lintas negara,
kegiatan imigrasi gelap, gangguan keamanan laut, gangguan keamanan udara, perusakan
lingkungan dan bencana alam. Pada saat ini Indonesia dipersepsi lebih banyak
menghadapi ancaman a simetris dari dalam yang membutuhkan upaya penanggulangan
secara serius, sistematis dan berkesinambungan (disarikan dari Modul Kewaspadaan
Nasional, 2011, PPRAXLVI, Lemhannas Rl)
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18