Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
60
P ada saat ini kondisi perusahaan yang tergabung daiam industri strategis
pada umumnya daiam kondisi yang tidak sehat dan tidak optimal karena belum
sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan seperti mendukung
kebutuhan alutsista TN I dan Polri. Kondisi peralatan pertahanan yang dirasakan
dewasa ini masih sangat kurang bila dihadapkan dengan luasnya wilayah
kedaulatan NKRI yang harus diamankan serta usia pakai sebagian besar relatif
tua. Dam pak dari kondisi tersebut adalah lemahnya kemampuan TNI dan Polri
untuk menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah. Memperhatikan begitu
pentingnya faktor pertahanan dikaitkan dengan keutuhan wilayah negara, maka
kebutuhan peralatan pertahanan perlu mendapatkan perhatian tersendiri.
Dengan masih tingginya ketergantungan terhadap pihak luar negeri terutama
terkait daiam pengadaan komponen/suku cadang yang sulit untuk didapatkan
m aka banyak peralatan pertahanan yang tidak dapat difungsikan, walaupun
sebenam ya daiam era globalisasi seperti saat ini tidak mungkin lepas dari
ketergantungan terhadap pihak luar negeri. Demikian pula untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat, dengan kemampuan yang dimiliki dapat mendorong
dan berkontribusi langsung pada pembangunan di daerah terpencil yang sulit
dijangkau.
Optimalisasi industri strategis menjadi salah satu prioritas pemerintah saat
ini, sehingga untuk mewujudkannya diperlukan pembangunan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Diharapkan dengan optimalnya industri strategis
akan dapat; Pertama, meningkatkan kemandirian pertahanan dan keamanan
nasional. Kedua, menjadikan produk BUMN Industri Strategis sebagai prioritas
daiam memenuhi kebutuhan pertahanan dan keamanan serta kebutuhan nasional
lainnya. Ketiga, BUMN Industri Strategis mampu melakukan investasi dan inovasi
daiam rangka menciptakan dan memproduksi produk bam alutsista, meningkatkan
kualitas produk, daya saing, dan kinerja usaha. Keempat, membangun
konsolidasi dan sinergi antar BUMN Industri Strategis, temtama daiam bidang
produksi, teknologi dan pengembangan SDM. Kelima, melakukan mapping
posisi daya saing produk alutsista maupun bisnisnya. Keenam, mendukung dan
memberikan kontribusi kepada negara daiam bentuk pajak, penyerapan tenaga
kerja, meningkatkan daya saing dan kemandirian industri daiam negeri serta
dividen.

