Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
62
jelas dan mengalami krisis berkepanjangan, sehingga pemilik dan manajemen
berusaha keras memutar arah organisasi. Turn around yang sukses adalah
sebuah proses yang kompleks meliputi kombinasi dari faktor lingkungan, sumber
daya internal, strategi perusahaan yang relevan pada berbagai tahap penurunan
kinerja, yang menghasilkan peningkatan kinerja keuangan (Arogyaswamy, 1995
dalam Francis dan Desai, 2005).38
a. Strategi 1 : Meningkatkan kemampuan permodalan industri
strategis melalui kemitraan strategis antara pemerintah dan investor
dari dalam dan luar negeri dalam rangka pengembangan industri
strategis yang berdaya saing. Industri strategis merupakan proyek yang
besar dengan skala nasional sehingga memerlukan pendanaan yang besar
pula. Selama ini pembiayaannya disubsidi dari pemerintah namun setelah
terjadi krisis moneter subsidi tersebut dicabut. Kondisi saat ini sedang
membutuhkan dukungan dana untuk membiayai proyek-proyeknya, namun
belum ada investor yang tertarik sehingga terjadi penundaan, apabila
kondisi ini terus berlangsung maka akan menurunkan tingkat kepercayaan
konsumen.
Pada strategi ini, Porter menjelaskan bahwa modal dan infrastruktur
yang baik merupakan faktor pendukung industri dalam menciptakan
keunggulan kompetitif. Faktor penguatan modal pada industri strategis
juga harus diikuti dengan menciptakan permintaan pasardalam negeriuntuk
mendukung industri sehingga memiliki keunggulan kompetitif. Permintaan
pasar tersebut memiliki 3 (tiga) karakter, yaitu : (a) Komposisi permintaan di
negara sendiri, dimana menentukan bagaimana perusahaan menerima,
menginterpretasikan dan memberi reaksi pada kebutuhan pembeli.
Keunggulan kompetitif dapat dicapai kalau permintaan di negara sendiri
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kebutuhan pembeli, lebih
awal dari yang disediakan oleh pesaing luar negeri, (b) Ukuran dan pola
pertumbuhan di negara sendiri, adalah penting hanya bila komposisi
permintaan di negara sendiri baik dan dapat mengantisipasi permintaan di
^Supardi, Sri Mastuti, (2003), “Validitas Penggunaan Z score Altman UntukMenilai KebangkrutanPada
Perusahaan Perbankan yang Go public diBursa Efek Jakarta”, KOMPAK no.7, p.68-93

