Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
berpikir mengenai arah yang ditempuh untuk mencapai visi,
kemudian memperkirakan berapa “jauh” impian itu harus
dicapai dan barulah melakukan tindakan-tindakan yang tepat.
Dalam permainan golf, seseorang yang paling ahli sekalipun
tidak akan mampu menyelesaikan suatu pertandingan berkali-
kali hanya dengan satu kali pukulan (hole in one). Hal ini
sangat sulit untuk dilakukan. Demikian pula dalam
kepemimpinan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan
perlu dibuat tahapan-tahapan yang diperlukan (milestones).
Beberapa teori diatas, merupakan sebagian dari sekian banyak teori
yang terkait dengan kepemimpinan yang akan dijadikan rujukan dalam
merumuskan konsepsi aktualisasi nilai-nilai kepemimpinan guna
mewujudkan supremasi hukum dalam rangka ketahanan nasional.
10. Tinjauan Pustaka
Sujatno (2005) menyatakan keberhasilan atau kegagalan
kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal, yaitu :
moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan kecakapan20.
a. Moril, Pencerminan keadaan jiwa dan emosi seseorang yang
mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan
mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas, baik perorangan maupun
organisasi. Seorang pemimpin yang bermoril tinggi akan mempunyai
kepercayaan yang teguh dan penuh gairah, semangat jiwa
pengabdian untuk melaksanakan tugas secara berdaya dan berhasil
guna.
b. Disiplin, Keberhasilan seseorang tidak lepas dari ketaatannya
tanpa ragu-ragu dan tulus ihklas terhadap perintah atau petunjuk
serta aturan yang berlaku dalam organisasinya. Disiplin yang terbaik
adalah yang dida-sarkan pada disiplin pribadi kerana menjalin setiap
orang untuk berbuat lebih mendahulukan kepentingan organisasi
20 Adi Sujatno, 2004, Kepemimpinan Startegis, hal: 9
22