Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
20,5 juta hektar, hutan lindung 33,52 juta hetar, hutan produksi
terbatas 23,06 juta hektar, hutan produksi 35,2 juta hektar, dan
hutan produksi yang dapat dikonversi 8,07 juta hektar
(Kusumastanto, 2006). Sedangkan potensi sumber daya kelautan
dan perikanannya meliputi: (1) penangkapan di laut 6,4 juta ton per
tahun; (2) perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar
dengan potensi produksi 0,9 juta ton per tahun; (3) potensi budidaya
laut berupaka ikan, mutiara, teripang, kerang-kerangan, dan rumput
laut; (4) potensi budidaya air payau (tambak) 913.000 hektar; (5)
potensi budidaya air tawar (danau, waduk, sungai, rawa, kolam air
tawar, dan mina padi di sawah; (6) potensi bioteknologi kelautan
meliputi bahan baku industri makanan, pakan alami, benih ikan dan
udang (Numberi, 2006). Tingginya laju eksploitasi sumber daya
alam, yang disertai dengan tingkat'kerusakan lingkungan dan konflik
sosial tidak sebanding dengan keuntungan finansial yang diterima
oleh negara. Penerimaan SDA pada tahun 2009 sebesar Rp 139,0
triliun, hanya memberikan kontribusi sekitar 16% dari total
penerimaan negara sebesar Rp.871 triliun33. Berbagai kelemahan
tersebut tidak terlepas dari peran kepemimpinan dalam pengelolaan
SKA yang masih sangat lemah.
d. Aspek Ideologi. Para founding fathers berkonsensus bahwa
Pancasila adalah dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan alat
perekat / pemersatu bangsa Indonesia. Oleh karena itu, para
pemimpin penting untuk memahami bahwa Pancasila tidak hanya
bicara tentang kedaulatan rakyat dan persatuan nasional atau
kebangsaan, tetapi juga tentang ketuhanan, kemanusiaan dan
kesejahteraan sosial. Hal ini perlu dipahami betul oleh para
pemimpin dan hendaknya jangan hanya berambisi meraih
kekuasaan tanpa mempedulikan persatuan dan kesatuan bangsa.
33
http://www.pergerakan.org/idn/index.php?option=com content&view=article&id=159:kepemimp
inan-sbv-m em percepat-collapse-nva-indonesia-&catid=40:artikel<em id=63. diakses 15 Agustus
2011, pukul 20:53 WIB
48