Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
e. Aspek Politik. Kehidupan nasional di bidang politik dalam 5
(lima) tahun terakhir ini belum menunjukkan tanda-tanda yang
kondusif. Kaderisasi partai kurang bermutu, demokratisasi yang
selalu diusung dalam praktek perpolitikan seringkali diwarnai
pertikaian antar elit dan pimpinan partai politik. Desentralisasi
pemerintahan melalui otonomi daerah lebih dimaknai dengan
penuntutan hak dari pada kewajiban. Disamping itu pemborosan
biaya politik yang dikemas dalam demokrasi menjadi sesuatu yang
legal diapresiasikan pada pesta demokrasi Pilkada yang
menghabiskan biaya sangat besar yang semestinya dapat menjadi
alternative untuk mengentaskan kemiskinan rakyat.
f. Aspek Ekonomi. Kurang berkembangnya kepemimpinan
Ekonomi di Indonesia adalah terletak pada faktor dan sifat
Personalitas yang kurang Percaya Diri, hal ini antara lain tampak
dalam sikap yang cenderung menganggap segala sesuatu yang
datang dari luar negeri selalu lebih superior dan lebih bermutu dari
pada yang ada atau dimiliki bangsa Indonesia sendiri34. Melihat
gambaran perekonoman makro dan mikro di tingkat internasional
maupun nasional maka tentunya memerlukan ketepatan dan
kecerdasan para pemimpin bangsa ini untuk menentukan strategi
dan kebijakan yang akan diambil dalam rangka mengatasi berbagai
gejolak di bidang perekonomian ditingkat internasional agar tidak
selalu berimbas kepada perekonomian dalam negeri, karena
dampak instabilitas di bidang perekonomian di dalam negeri dapat
berimplikasi kepada bidang lainnya termasuk di bidang hukum yang
akhirnya akan berimbas pada kondisi ketahanan nasional.
g. Aspek Sosial Budaya. Memasuki era reformasi adalah
munculnya gerakan-gerakan pengingkaran terhadap realita
Indonesia yang pluralis dalam berbagai bentuk seperti sentimen
kedaerahan dan etnisitas semakin menguat, primordialisme sempit,
34 Suryohadiprojo (2 0 0 9 ), K ita perlukan Kepemimpinan Ekonomi, Jakarta.
49