Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

26

menduduki peringkat pendapatan kedua setelah pendapatan pajak. Tren
pendapatan SDA migas juga mengalami tren peningkatan yakni tahun
2000-2004 rata-rata pertumbuhan sebesar 9,6% dan tahun 2005-2009
rata-rata pertumbuhannya sebesar 22,2%.

       Bukti bahwa peningkatan pendapatan APBN dari pos SDA migas
yang disebabkan dari kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia,
bisa dilihat pada kenaikan dari tahun 2005 ke tahun 2006, dimana
produksi minyak mentah Indonesia menurun dari 387.645 ribu barel
pada tahun 2005 menurun menjadi 367.050 ribu barel pada tahun 2006,
namun pendapatan dalam APBN meningkat dari 72,82 triliun rupiah
pada tahun 2005 meningkat menjadi 125,15 triliun rupiah pada tahun
2006. Hal yang sama juga terjadi pada kenaikan tahun 2010 ke tahun
2011. Tahun 2010 produksi minyak mentah Indonesia adalah sebenar
344.836 ribu barel dan menurun menjadi 329.595 ribu barel pada tahun
2011, dan pendapatan justru meningkat dari 111,81 triliun rupiah pada
tahun 2010 meningkat menjadi 142,50 triliun rupiah pada tahun 2011.
Secara lebih detail, data tentang penerimaan Negara dalam APBN dari
sektor minyak mentah, bisal dilihat dalam lampiran tabel 4: Rasio
Penerimaan Minyak Bumi terhadap Total Penerimaan Negara.

b. Potensi melebarnya Defisit APBN
     Sistem APBN berimbang, yang dianut oleh pemerintahan Orde baru

dalam beberapa dekade sudah ditinggalkan sejalan dengan berjalannya
reformasi 1998. Sistem APBN Indonesia saat ini menganut sistem
defisit/surplus APBN sebagai sebuah kenyataan dalam tata kelola
anggaran negara dalam tiap tahun anggaran berjalannya.

     Defisit pada APBN dapat terjadi apabila penghasilan negara lebih
rendah dari pada pengeluarannya. Apabila ini terjadi, biasanya akan
berdampak kepada program pembangunan, dan pada akhirnya akan
mendorong Pemerintah menerbitkan Surat Hutang Negara guna
mendukung APBN. Dengan kata lain, dampak dari melebarnya defisit
APBN dapat berdampak kepada program Pemerintahan dan
memberatkan APBN dalam jangka panjang.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17