Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
28
memberikan dampak siknifikan bagi penambahan penerimaan negara
dari sektor minyak mentah. Hal ini disebabkan, sebagai negara yang
melakukan impor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, maka kenaikan harga minyak mentah dunia juga berkorelasi
pada peningkatan beban pengeluaran APBN untuk melakukan
pembelian minyak mentah secara impor dengan mengikuti standar harga
minyak mentah dunia.
Akibat kenaikan harga minyak mentah dunia membuat defisit APBN
yang semakin lebar terhadap Produksi Domestik Bruto (PDB). Dalam
jangka pendek dan jangka panjang, semakin lebarnya defisit APBN
terhadap PDB akan sangat menganggu fungsi APBN sebagai stimulus
pembangunan. Angka defisit APBN tercatat sebesar Rp. 150.8 trilyun
pada tahun 2011, meningkat lebih dari 200% dari Rp. 46.8 trilyun pada
tahun 2010, sebagaimana yang terlampir dalam lampiran tabel 1:
Perkembangan Penerimaan, Belanja Negara dan Surplus/Defisit APBN.
Kondisi yang demikian inilah yang akan menganggu program-
program pembangunan pemerintah termasuk program-program pro
rakyat, pengurangan kemiskinan dan pemerataan pembangunan
disegala bidang yang sudah direncanakan dengan baik dan dituangkan
oleh pemerintah dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada setiap
tahun anggaran yang belaku.
Perkembangan dalam lima tahun terakhir, dimana paling tidak ada
dua kebijakan energi di negara-negara maju yang berpangaruh siknifikan
terhadap pergerakan harga minyak mentah dunia, antara lain Pertama
negara-negara di Uni Eropa yang dapat menyimpan minyaknya sendiri
sebagai bagian dari penguatan cadangan sekaligus pengetatan
anggaran dalam rangka menghadapi krisis keuangan yang sedang
melanda Eropa.
Sementara beberapa ahli percaya risiko default di wilayah ini adalah
berlebihan, ekonomi beberapa di zona euro terus berada dalam
kesulitan. Menurut perkiraan Komisi Eropa terakhir, PDB zona euro akan
berkontraksi 0,3 persen, didorong sebagian oleh resesi mendalam di
beberapa Uni Eropa di Selatan negara, termasuk Spanyol dan Portugal.

