Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
21
suku, linguistik, teritorial, kelas, gender, dan lain-lain. Menurut Alonso16,
nasionalisme merupakan efek dari totalisasi dan homogenisasi program
pembentukan negara. Melalui program ini, diperoleh satu perasaan
kebersamaan politik yang didambakan yang menggabungkan
kerakyatan, teritorial dan negara. Menurut Kedourie17, nasionalisme
adalah doktrin yang berpretensi untuk memberikan suatu kriteria dalam
menentukan unit penduduk yang ingin menikmati satu pemerintahan
eksklusif bagi dirinya, untuk melegitimasi pelaksanaan kekuasaan dalam
negara, dan untuk memberikan hak mengorganisasi suatu masyarakat
negara. Dengan kata lain, doktrin ini beranggapan bahwa secara
alamiah, komunitas dibagi menjadi bangsa-bangsa, bahwa bangsa
dikenal mempunyai karakteristik khusus yang dapat ditentukan, dan
bahwa corak pemerintahan yang sah hanyalah self-government.
Menurut Smith18, nasionalisme adalah satu gerakan ideologis
untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi dan individualitas bagi
satu kelompok sosial tertentu yang diakui oleh beberapa anggotanya
untuk membentuk atau menentukan satu bangsa yang sesungguhnya
atau yang berupa potensi saja Dengan cara pandang demikian, ada
dua jalan menuju nasionalisme. Pertama, route gradualis : patriotisme
negara, kolonisasi, dan provinsialisme. Kedua, route nasionalis :
nasionalisme etnis, nasionalisme teritorial, mobilisasi, komunitas yang
berbudaya dan surrogate agama. Menurut Minogue19, nasionalisme
merupakan gerakan politik untuk memperoleh dan mempertahankan
integritas politik, yakni gerakan politik yang didasarkan pada perasaan
tidak puas sekelompok orang menentang orang asing. Menurut
Snyder20, nasionalisme merupakan satu emosi yang kuat yang telah
mendominasi pikiran dan tindakan politik kebanyakan rakyat sejak
Revolusi Perancis. la tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan satu
gejala sejarah, yang timbul sebagai tanggapan terhadap kondisi politik,
ekonomi, dan sosial tertentu.
16 A. M. Alonso. 1994. "The Politics of Space, Time, and Substance : State Formation,
Nationalism, and Ethnicity. Dalam Annual Review o f Anthroplogy. 23, 1994, halaman. 379-405.
17 E. Kedourie."N a tio n a lis m (London : Hutchinson University Library, 1996), halaman-9.
10 A D . Smith (ed). “Nationalist MovementT. (London : The Mac Millan Press, 1979), halaman-1.
19 K R. Minogue, Nationalism, (London : Methuen, 1967), halaman-25
20 Snyder, Op. Cit. halaman-23.

