Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
54
menjadi kebangsaan yang sempit. Namun pendiri bangsa telah
mengantisipasi hal ini, dapat dilihat pada sidang BPUPKI, tanggal 1
Juni 1945, Bung Kamo mengatakan, “Memang prinsip kebangsaan ini
ada bahayanya! Bahayanya ialah mungkin orang meruncingkan
nasionalisme menjadi chauvinisme yaitu kebangsaan yang sempit.
Kita cinta tanah air yang satu, merasa berbangsa yang satu,
mempunyai bahasa yang satu, tetapi tanah air kita Indonesia hanya
satu bagian kecil saja dari pada dunia."39 Sebagai konsep,
kebangsaan merupakan mekanisme kehidupan kelompok yang terdiri
atas unsur-unsur yang beragam, dengan ciri-ciri persaudaraan,
kesetaraan, kesetiakawanan, kebersamaan, dan kesediaan berkorban
bagi kepentingan bersama. Konsep kebangsaan harus terus
ditumbuhkan pada generasi muda bangsa dan dikembangkan secara
berstuktur, yaitu berturut-turut pada tingkat kesadarannya, kemudian
menjadikan suatu paham, dan mengaktualisasikannya dalam
semangat kebangsaan.40 Konsep kebangsaan tidak dapat diterima
sebagai suatu yang sudah jadi, yaitu sekedar warisan dari generasi
terdahulu, tetapi harus dipupuk terus agar hidup subur karena
generasi-generasi berikutnya sudah tidak memiliki ingatan
kebersamaan sejarah dengan generasi sebelumnya. Setiap generasi
harus mengevaluasi perkembanganya agar diketahui bila telah terjadi
penyimpangan dari ciri-ciri konsep kebangsaan yang disepakati atau
terjadi penyimpangan dari tujuan semula, yaitu untuk apa bangsa
Indonesia dahulu dibentuk. Implementasi pemahaman konsep
kebangsaan dalam perspektif Wawasan Nusantara kepada generasi
muda dapat memantapkan pendidikan politik, karena para generasi
muda dalam kehidupan berbangsa dan bemegara akan senantiasa
berorientasi pada konsep kebangsaan dengan mengedepankan dan
menghargai kearifan lokal sebagai wujud keragaman yang dimiliki oleh
39 lr. Soekarno, 2005, Filsafat Pancasila menurut Bung Kamo. Menurut Sukarno Nation and
Character building cirinya toleransi, kebersamaan, sharingAake and give, rela berkorban,
distrukturkan.
40 Sunardi, 2006, Pembinaan Kebangsaan.

