Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
65
Dengan jumlah rata-rata angka fertilitas total 2,1 anak per wanita usia
subur, laju pertumbuhan 1,1 persen per tahun, angka kematian bayi 19,8 per
1000 kelahiran hidup, dan angka kematian ibu karena melahirkan di bawah
100 per 100 ribu kelahiran, jumlah rata-rata lama sekolah 12 tahun (SLTA),
dan tersedianya lowongan pekerjaan baru yang dapat menampung angkatan
kerja, maka beban keluarga untuk menanggung kebutuhan hidup
anggotanya akan lebih ringan, derajat kesehatan petani akan lebih baik,
kualitas kemampuan dan keterampilan petani dalam pengelolaan lahan dan
penguasaan teknologi pertanian meningkat, dan jumlah tenaga kerja
terserap di sektor pertanian. Dengan kondisi ini, maka diyakini bahwa
optimalisasi pemanfaatan peluang bonus demografi berkontribusi terhadap
ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.
b. Kontribusi Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian Bangsa
Meskipun saat ini Indonesia belum sepenuhnya mampu
mewujudkan ketahanan pangan karena masih banyak komoditas pangan
tergantung kepada impor, maka diharapkan pada tahun 2020 Indonesia
mampu mewujudkan ketahanan pangan yang tidak lagi banyak tergantung
kepada impor komoditas pangan terutama pangan yang dapat diproduksi di
dalam negeri untuk memenuhi ketersediaan, keterjangkauan dan konsumsi
masyarakat. Apalagi dengan UU Pangan baru yang semangatnya lebih
kepada penyediaan pangan produksi dalam negeri. Kebijakan impor hanya
dapat dilakukan jika kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan cadangan pangan Nasional tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Jika ketahanan pangan dapat diwujudkan yang ditandai dengan
ketidaktergantungan terhadap impor baik untuk memenuhi kebutuhan
keterjangkauan, keterjangkauan, maupun konsumsi, maka dapat diprediksi
bahwa ketahanan pangan dapat berkontribusi terhadap kemandirian
bangsa.
23. Indikator Keberhasilan
Sebagai parameter keberhasilan pemanfaatan peluang bonus demografi
guna meningkatkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa pada
tahun 2020-2030, dapat diukur melalui indikator keberhasilan sebagai berikut:

