Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
23
BAB HI
KONDISI OPTIM ALISASI PERAN PERS DALAM SOSIALISASI
PEANEKARAGAMAN PANG AN MASYARAKAT SAAT INI
11. U mum
Layaknya proses komunikasi, sebelum lklan berhasil mengubah pengetahuan
dan persepsi objeknya, terlebih dahulu melalui tahap-tahap penting. Tahap-tahap
itu adalah saat iklan itu dibuat, saat disiarkan dan saat mempengaruhi alam pikiran
objeknya.
Saat iklan dibuat, produsen sangat berperan. Produsenlah yang mendominasi
konsep imij yang akan ditempelkan para produknya, walaupun pihak luar juga
dapat memberi masukan. Sedangkan saat disiarkan justru awak pers yang sangat
menentukan. Awak perslah yang memiliki hak tolak atau setidak-tidaknya
mengedit bagian yang dianggap tidak memenuhi pedoman layak siar atas iklan
yang akan disiarkan di medianya. Sementara saat iklan pangan masuk dalam
wilayah publik dan mempengaruhi objeknya, justru orang tua dan gurulah yang
memegang peran penting atas kemungkinan besar kecilnya pengaruh iklan tersebut.
Orang tua dapat melarang, memberi penjelasan atas iklan yang tengah ditonton
anaknya sehingga dapat meminimalisir dampak negatif. Begitu pula peran guru,
mcrekalah yang bisa menggantikan peran orang tua, saat objek iklan tidak tengah
berada di rumah.
Lebih dari peran orang tua dan guru, seperti uraian terdahulu, kontrol
terhadap dunia periklanan dapat dilakukan oleh pihak swasta, unsur pemerintah,
dan masyarakat lainnya. Dari pihak swasta, salah satunya KPI. Dalam website
resmi PPPI juga discbutkan lembaga pengawas iklan, yaitu DPI. Lembaga ini
menyepakati sebutan tatanan etika periklanan Indonesia baru, yaitu EPI.
Kepedulian utama EPI adalah menjaga hal etika profesi dan etika usahanya demi
kepentingan masyarakat luas dan mcngantisipasi dampak buruk.
Sementara kontrol dari pemerintah terhadap iklan, khususnya untuk produk
obat dan makanan, diawasi langsung BPOM. Bahkan, BPOM bisa mencabut ijin
edar obat/makanan jika dipromosikan dengan iklan yang melanggar aturan. BPOM
pcmah mengcluarkan Peraturan Kcpala BPOM Republik Indonesia pada 2008. Itu
karena maraknya iklan susu formula, yang masing-masing menawarkan formula

