Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
24
BAB III
KONDISI OPTIMALISASI KETAHANAN EKONOMI NELAYAN
TRADISIONAL SAAT INI, DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
KETAHANAN PANGAN NASIONAL SERTA
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
11. Umum.
Suatu ironi bagi Negara maritim seperti Indonesia adalah
masyarakat nelayannya merupakan golongan masyarakat paling miskin dl
Asia bahkan di dunia (Suara Pembaharuan, 18 November 2005).Walau data
agregatif dan kuantitatif yang terpercaya tidak mudah diperoleh,
pengamatan visual atau langsung ke kampung-kampung nelayan dapat
memberikan gambaran yang jauh lebih gamblang tentang kemiskinan
nelayan ditengah kekayaan laut yang begitu besar.Pemandangan yang
sering dijumpai di perkampungan nelayan adalah lingkungan hidup yang
kumuh serta rumah-rumah yang sangat sederhana. Kalaupun ada beberapa
rumah yang menonjol tanda-tanda kemakmuran (misalnya rumah yang
megah dan berantena parabola), rumah-rumah tersebut umumnya
dipunyai oleh pemilik kapal, pemodal, atau rentenir yang jumlahnya tidak
signifikan dan sumbangannya kepada kesejahteraan komunitas sangat
tergantung pada individu yang bersangkutan21.
Dalam kehidupan sehari-hari, nelayan tradisional lebih berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Dalam arti hasil alokasi hasil
tangkapan yang dijual^ebih banyak dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari., khususnya pangan, dan bukan diinvestasikan
kembali untuk pengembangan skala usaha. Berbeda dengan nelayan
modern yang acapkali mampu merespon perubahan dan lebih kenyal dalam
menyiasati tekanan perubahan dan kondisi over fish in g, nelayan tradisional
seringkali justru mengalami proses marginalisasi dan menjadi korban dari
program pembangunan dan modernisasi perikanan yang sifatnya a-historis.
21 Yuswar Zainul Basri, Bunga Rampai Pembangunan Ekonomi Pesisir, Universitas
Trisakti, Jakarta 2007, hal 35

