Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

25

Akibat keterba-tasan teknologi yang dimiliki, ruang-gerak nelayan tradisional
umumnya sangat terbatas, mereka hanya mampu beroperasi di perairan
pantai {inshore).Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dalam satu hari
sekali melaut {one d a y a fish in g trip).

            Sejak krisis mulai merambah ke berbagai wilayah pertengahan tahun
 1997, nelayan tradisional boleh dikata adalah kelompok masyarakat pesisir
 yang paling menderita dan merupakan korban pertama dari perubahan
situasi sosial-ekonomi yang terkesan tiba-tiba, namun berkepanjangan.
Bisa dibayangkan, apa yang dapat dilakukan nelayan tradisional untuk
bertahan dan melangsungkan kehidupannya, jika dari hari ke hari potensi
ikan di laut makin langka karena cara penangkapan yang berlebihan.
Dengan hanya mengandalkan pada perahu tradisional dan alat tangkap
ikan yang sederhana, jelas para nelayan tradisional ini tidak akan pernah
mampu bersaing dengan nelayan modern yang didukung perangkat yang
serba canggih dan kapal besar yang memiliki daya jangkau yang jauh lebih
luas22.

12. Kondisi Optimalisasi  Ketahanan  Ekonomi  Nelayan
Tradisional Saat Ini.

           Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan ekonomi para
nelayan tradisional Indonesia sebagian besar berada pada kondisi yang
memprihatinkan. Kehidupan nelayan sampai saat ini belum dapat dikatakan
layak bahkan jauh dari kata sejahtera atau miskin.Perkampungan padat
yang kumuh di sekitar pantai, pendidikananak-anak yang kurang
terperhatikan dan lingkungan yang kurang sehat,terbatasnya
infrastruktur,merupakan pemandangan yang mudah dijumpai di tiap
daerah di wilayah Indonesia yang dihuni oleh masyarakat nelayan
tradisional.

          Dari waktu ke waktu kehidupan ekonomi nelayan tradisional semakin
memburuk dan terperosok dibawah garis kemiskinan,hidup dalam ketidak

22 Sudarso, Tekanan Kemiskinan Struktural Komunitas Nelayan Tradisional di Perkotaan,
Jurusan Sosiologi FISIP, Universitas Airlangga, hal 1
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14