Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11

27

              Kenyataan ini menunjukan bahwasanya masyarakat nelayan
              tradisional belum mampu hidup mandiri dan masih membutuhkan
              pendampingan. Rendahnya tingkat kemampuan pengetahuan dan
              keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat nelayan tradisional
              tersebut seringkali membuat kehilangan peluang alternatif
              kemungkinan kegiatan usaha ekonomi lain yang terbaik selain
             menangkap ikan (opportunity cost),ketika para nelayan tradisional
             ini tidak bisa melaut untuk menangkap ikan dikarenakan cuaca
             buruk atau gelombang laut yang sangat besar. Selain itu yang patut
             dicermati adalah permasalahan sumber daya manusia di sektor
             perikanan khususnya dalam hal rendahnya tingkat pendidikan dan
             keterampilan nelayan. Berdasarkan perkiraan kualitas pendidikan
            SDM perikanan bagian terbesarnelayan berpendidikan rendah yaitu
            70 persen tidak tamat sekolah dasar (SD) dan tidak sekolah. Tamat
            sekolah dasar 19,59 persen, tamat sekolah menengah lanjutan
            pertama 7,13 persen, tamat sekolah menengah lanjutan atas 2,35
            persen dan hanya 0,03 persen yang memiliki pendidikan sampai
            jenjang Diploma 3 dan Sarjana (Purwaka^OOO^)23.

                      Di kalangan keluarga nelayan tradisional, mempekerjakan
            anak-anak untuk ikut membantu orang tua mencari nafkah dalam
            usia dini, sehingga anak-anak mereka pun rata-rata tidak sempat
           menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang yangtinggi.Hal ini
           dapat diprediksi bahwa tingkat kemampuan mengembangkan diri
           menjadi kurang sehingga tidak mampu untuk membaca dan
           memanfaatkan peluang yang ada.

          b. Keterbatasan Kepemilikan biaya hidup dan usaha.

                     Kurangnya perhatian dari para penyelenggara pemerintahan
          dan sulitnya mendapatkan akses terhadap modal investasi guna
          pengelolaan kelautan dan perikanan secara optimal. Selain itu belum
          terciptanya sinergitas sistem hirarki fungsional antar outlet-outlet
          (khususnya pelabuhan laut) untuk pemasaran hasil-hasil produksi

   Yuswar Zainul Basri, Bunga Rampai Pembangunan Ekonomi Pesisir, Universitas
Trisakti, Jakarta 2007, hal 71
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16