Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
30
keberadaan ikan di laut27. Selain itu dalam peningkatan kualitas
produksi (ikan), dukungan dari pengusaha atau pihak akademik
mengenai teknologi pengawetan, pengemasan harus diberikan agar
harga ikan yang nelayan jual tidak mengalami kejatuhan harga.
Selama ini nelayan tradisional hanya menggunakan cara untuk
mengawetkan ikan secara tradisional, hal ini terjadi karena
kurangnya penguasaan terhadap teknologi pengolahan.
d. Rendahnya semangat kebersamaan, Integritas dan
koordinasi antar sektor Pembangunan Kelautan dan
Perikanan.
Tanggung jawab pemberdayaan masyarakat pesisir
khususnya masyarakat nelayan tradisional selama ini seolah-olah
merupakan tanggung jawab kementerian kelautan dan perikanan
semata. Hal tersebut tentu saja tidak benar karena instansi
pemerintah lainnya juga memiliki tanggung jaw ab di kawasan
pesisir. Kementerian Kelautan dan Perikanan menjalankan kegiatan
pembangunan yang terfokus pada pembangunan perikanan,
penataan wilayah dan ruang pesisir, pem bangunan nelayan dan
pembudidayaan ikan serta eksplorasi potensi sum ber kekayaan
kelautan dan perikanan. Tugas-tugas pem bangunan disektor lainnya
masih banyak yang perlu dikembangkan diantaranya,
pengembangan prasarana wilayah, pendidikan, kesehatan,
pem bangunan pertanian, pembangunan industri dan jasa,
perhubungan, transportasi, komunikasi, serta pembangunan sosial
dalam arti yang luas dan bukan berada diwilayah tanggung jaw ab
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Keberhasilan pembangunan atau pemberdayaan masyarakat
nelayan adalah resultante dari semua upaya pembangunan yang
diprogramkan oleh setiap instansi pemerintahan. Hal ini yang
seringkali kurang dipahami oleh semua pihak. Oleh karena itu
optimalisasi ketahanan ekonomi masyarakat pesisir khususnya
nelayan tradisional menuntut adanya sinergitas dan koordinasi yang
27http://iakarta.komDasiana.com/sosial-budava/2012/04/26/nelavan-indonesia/

