Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

48

         7) Keinginan kuat masyarakat agar anggota Polri benar-
         benar mampu tampil sebagai Polisi Sipil modern yang
         merupakan bagian dari Police universal yang demokratis,
         rnenjunjung tinggi HAM, dekat dengan rakyat, serta mampu
         menjadikan masyarakat sebagai titik pusat pengabdiannya
         (point of departure). Selain itu, ada pula sosial kontrol dari
         LSM/masyarakat untuk memberikan informasi/masukan
         tentang penyimpangan perilaku anggota Polri.

         8) Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap arti
         penting keamanan dan ketertiban dalam menjamin
         kelangsungan hidup dan kehidupan sehari-hari, serta
         tanggung jawab dalam pemeliharaannya yang diikuti dengan
         munculnya komunitas-komunitas masyarakat yang dapat
         diberdayakan dalam menunjang tugas pemeliharaan
         Kamtibmas di kewilayahan.

b. Kendala
         1) Terbatasnya kuantitas dan kualitas personel Polri
         sebagai Bhabinkamtibmas/petugas Polmas.

         2) Belum optimalnya fungsi dan peran Babinkamtibmas/
          Petugas Polmas dalam pelaksanaan tugas sebagai ujung
         tambak sekaligus penghubung antara Polri dengan
          masyarakat.

          3) Belum optimalnya pemahaman dan pemanfaatan
          komunitas masyarakat lokal sebagai unsur pendukung
          pembinaan Kamtibmas, terutama sebagai dampak belum
          optimalnya prinsip right man on the right job, dimana selama
          ini implementasi Polmas masih berdasarkan teritorial dan
          belum menyentuh komunitas-komunitas khusus seperti
          komunitas kampus, komunitas pedagang, komunitas tokoh
          agama, tokoh masyarakat dan kepemudaan dan lain
          sebagainya yang memerlukan kompetensi khusus dalam
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11