Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

16

          k. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik
                    Indonesia Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
                    Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008
                    Tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati
                    sebagai Bahan Bakar Lain. Kebijakan ini dikeluarkan dalam rangka
                    mempercepat peningkatan dan perluasan pemanfaatan bahan bakar
                    nabati dalam rangka mendukung kebijakan ekonomi makro dan
                    mengurangi impor bahan bakar minyak, yang merupakan
                    penyempurnaan dari Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya
                    Mineral Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan
                   Tata Niaga Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Lain.

9. Landasan Teori
         a. Teori Bionergi
                   Bioenergi sebagi energi terbarukan mewakili berbagai sum ber energi
                   terbarukan yang secara alami akan tersedia secara berkelanjutan,
                   seperti matahari, angin, panas bumi, dan air, atau .tersedia secara
                   berkelanjutan melalui suatu usaha tertentu seperti berbagai sumber
                   bahan bakar nabati. Siklus alam membuat membuat sumber energi ini
                   terbarukan dalam rentang periode yang pendek, tidak sampai beradad
                   tahun. Pemanfaatannya dapat secara langsung melalui sel surya, atau
                   listrik melalui mekanisme pembangkitan terlebih dahulu, misalnya
                   dengan pemanfaatan panas bumi, angin, atau air.
                   Untuk memanfaatkan bioenergi ada tiga cara yang dapat dilakukan21,
                   yaitu:
                       1) Pembakaran langsung (direct combustion), dalam bentuk
                             pemanfaatan panas, seperti pemanfaatan kayu bakar,
                             pemanfaatan yang cukup besar umumnya untuk menghasilkan
                             uap pada pembangkit listrik atau proses manufaktur. Dalam
                             sistem pembangkit kerja turbin biasanya memanfaatkan

1Roma Prihandana. 2008 Energi Hijau, hal.36.
   11   12   13   14   15   16   17   18