Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

67

g. Sosial Budaya
         Perkembangan lingkungan nasional di bidang sosial budaya

mencakup dua segi utama kehidupan bersama manusia, yaitu segi sosial
dimana manusia hams mengadakan kerjasama demi kelangsungan
hidupnya dan segi budaya yang merupakan keseluruhan tata nilai dan
cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil
tingkah laku yang terlembagakan. Di satu sisi, dinamika sosial tingkat
nasional ditunjukan dengan interaksi dan mobilitas antar kelompok sosial
dalam bentuk pergaulan hidup manusia yang bermasyarakat di pusat-
pusat kota pertumbuhan. Dalam lingkungan sosial baru itu terjadi
perjumpaan kebudayaan dan kebiasaan sosial, pertukaran sistem nilai
yang menumbuhkan gagasan-gagasan bam dalam gerakan sosial di
Indonesia. Hasilnya pengayaan sistem sosial melalui akulturasi dan
asimilasi. Di sisi lain, ada pula rasa kecintaan terhadap kebudayaan lokal
yang berlebihan sehingga menimbulkan resiko gesekan yang tinggi,
memancing konflik berbasis perbedaan kebudayaan, inilah kendala utama
dari masyarakat heterogen. Di luar dilema tersebut, perkembangan sosial
budaya mutakhir telah sampai pada titik akulturasi dan penyerapan
sejumlah kebudayan asing dalam skala besar, masuknya pengaruh
budaya Korean Pop (K-pop) dan budaya Jepang membawa perubahan
orientasi kebudayaan yang cukup besar di tingkat nasional. Perubahan
sosial budaya sangat cepat dan berhubungan pula dengan kemampuan
produksi dan konsumsi suatu masyarakat. Dalam kondisi demikian, posisi
nilai-nilai Pancasila berhadapan dengan dinamika baru sosial budaya
yang berubah cepat dan hal ini merupakan kendala bahwa nilai-nilai
Pancasila harus merespon secara memadai adanya praktik
konsumerisme, hedonisme dan materialisme di tengah masyarakat yang
berkembang tanpa disadari oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
 Pancasila dituntut untuk membentengi nilai kebudayaan bangsa sendiri
 dari ancaman hedonisme, materialisme dan konsumerisme dan
   8   9   10   11   12   13   14   15   16