Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

62

akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonom i yang

berkelanjutan (green economy)62 Protokol Nagoya sendiri m erum uskan

tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan

merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sum ber daya alam

hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pem anfaatan

kekayaan sumber daya alam tersebut.  Daerah perairan di Indonesia

kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta

mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Indonesia juga terkenal

atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa

sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya m enem pati

urutan atas dari segi produksinya di dunia64 Sumber daya alam di

Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah

di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan

tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit,

timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga

memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis

tanaman. Namun demikian, negara yang kaya akan sum ber daya alam

juga cenderung tidak memiljki teknologi yang m emadai dalam

mengolahnya, inilah kendala yang dihadapi Indonesia disamping kendala

yang bersumber dari maraknya korupsi sebagai output dari rendahnya

implementasi nilai nilai Pancasila dalam hal pengabaian keadilan sosial,

menjadikan pengelolaan kekayaan hanya menguntungkan segelintir

orang. Padahal cita-cita nasional menyebutkan bahwa kekayaan alam

baik di bumi, air dan udara digunakan sebesarnya untuk kemakmuran

rakyat. Oleh karena itu pemahaman tentang nilai-nilai luhur bangsa perlu

semakin digalakkan agar para pengelola kekayaan alam dapat bersikap

bijak dan sumber daya manusia Indonesia dapat mengelola peluang dari364

63 Hitipeuw J. 2011. Indonesia, The World's Second Mega Biodiversity Country. Dikutip dari
  Kompas, 16 Mei 2011.

64 World Expo 2010 Shanghai China. 2010. Diversity of its Natural Resources. Di akses pada 8
  Juli 2014.
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13