Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

BAB II

                                       LANDASAN PEMIKIRAN

   6. U m u m

            Sebagai Negara kepulauan, wilayah perairan Indonesia lebih luas dari
  pada daratannya, sehingga peranan laut menjadi sangat penting bagi
  kehidupan bangsa dan negara, sebagai negara kepulauan sepatutnya memiliki
  budaya maritim yang kuat, baik dalam cara hidup masyarakat maupun
  kebijakan pembangunan nasionalnya. Bila kita kembali melihat kepada
  sejarah, kerajaan Sriwijaya (Nusantara I) dan kerajaan Majapahit (Nusantara
  II) merupakan contoh kejayaan pemerintahan maritim di Nusantara.

           Kejayaan Indonesia sebagai negara kepulauan di masa lalu muncul
 karena paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim
 sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik, sosial dan
 pertahanan. Mereka mempunyai ketajaman visi maritim serta kesadaran yang
 tinggi terhadap keunggulan strategis letak geografi wilayah bahari Nusantara.
 Kemampuan tersebut dilakukan dengan segenap political will oleh pemimpin
 dan rakyatnya. Sriwijaya mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan
 alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah
 strategis yang digunakan sebagai pangkalan lautnya. Sedangkan kerajaan
 Majapahit mempunyai strategi politik menyatukan kepulauan Nusantara
sehingga memprioritaskan pembangunan armada laut yang tangguh.7

         Pembangunan kembali budaya maritim perlu segera dilaksanakan dan
harus didukung semua pihak guna mewujudkan kejayaan kelautan. Banyak
hal yang mempengaruhi implementasi visi dan kebijakan maritim namun akar
masalahnya berada dalam budaya agraris tradisional yang kita warisi.8
Indonesia harus menuntaskan jati diri bangsa sebagai penghuni negara
kepulauan, dan perlu mempunyai visi dan strategi yang cerdas dan kreatif

7 Joko Pramono, Budaya Bahari, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005: 4-7
8 Mantan KSAL TNI AL Laksamana (Pum) Slamet Soebiyanto, “Pembangunan Kembali Budaya

     Maritim Segera Dilaksanakan", Suara Pembaruan, 18 November 2010:14

                                                       11
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14