Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

30

          dari pandangan ini adalah munculnya penekanan pada peningkatan
          value added dan masalah relevansi kebijakan pengembangan dan
          difusi teknologi dalam membangun suatu pola pengembangan
          dayasaing industri domestik*18. Kemudian terminologi dayasaing pun
          digunakan untuk suatu perekonomian secara keseiuruhan bahkan
          seringkali diaplikasikan secara populer sebagai dayasaing suatu
          negara bangsa.

              Keempat, untuk menjamin terciptanya SCA, diperlukan suatu
          pengelolaan stabilisasi ekonomi makro yang terkait dengan
          konsistensi pengelolaan kebijakan moneter, fiskal dan
          pengembangan infrastruktur serta kelembagaan. Dalam kaitan ini,
          pengembangan dayasaing industri manufaktur domestik
          menghadapi masalah yang lebih dari sekedar memahami esensi
         persaingan industri di tingkat kebijakan ekonomi mikro.
         Sesungguhnya, pengelolaan stabilisasi pada tingkat makro bersifat
         kontemporer dan sangat ditentukan oleh konsistensi dari suksesi
         kepemimpinan nasional. Dalam kaitan ini, tentu saja SCA untuk
         industri manufaktur domestik sasaran utamanya adalah pada
         struktur persaingan di tingkat mikro ekonomi. Di sini keterkaitan tiga
         kebijakan dasar, yaitu kebijakan investasi, kebijakan industri dan
         teknologi, dan kebijakan perdagangan (KIITP) mutlak diperlukan
         sebagai suatu perencanaan dasar jangka panjang yang jelas. Dalam
         perspektif penetapan masterplan dan grandstrategy untuk meraih
         dayasaing industri manufaktur domestik secara berkelanjutan
         dengan tanpa suatu jumping process seharusnya dapat didasarkan
         pada RPJMN ke-2 (2010-201419) yang mencanangkan kemampuan
         IPTEK dalam memperkuat dayasaing perekonomian dan RPJMN ke-
         3 (2015-2019), pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
         berbasis ketersediaan sumberdaya alam, SDM berkualitas serta

1S Kebijakan teknologi mercu suar dengan industri high-tech yang merujuk pada pola NASA misalnya adalah
   tidak relevan dalam membangun sistem difusi teknologi terutama dalam membentuk keterkaitan antar usaha
   besar dengan usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai supporting industry dalam mengembangkan
   dayasaing industri manufaktur domestik (lihat Yunus Zain, 2001).

19Kini dengan strategi hilirisasi industri domestik, lihat Menperin: Ekspor Industri Nasional Capai 122 Miliar
   Dollar, Sumbang 24,28% PDB. http://www.setkab.qo.id/berita-5177-menperin-ekspor-industri-nasional-capai-
   122-miliar-dollar-sumbano-2428-pdb.html Jumat, 27 Juli 2012 - 10:29 WIB.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9