Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

23

kawasan di atas. Misalnya, di kawasan rawan bencana ada
konsentrasi permukiman, fasilitas umum/ sosial, serta berbagai
infrastruktur vital yang umumnya berada ditepi pantai. Secara
umum, ada tiga fase yang harus dijalani dalam manajemen risiko
bencana tsunami : Fase mitigasi; Fase preparedness; Fase
re//ef/rehabilitasi/rekonstruksi.16

c. Teori Tsunami.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang

pertama yang mengaitkan teori tsunami dengan gempa bawah laut.
Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab

tsunami masih sangat minim. Dalam bahasa Jepang:  tsu =

pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar

di pelabuhan". Tsunami adalah perpindahan badan air yang

disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan

oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung

berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman
meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala

arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah

tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,

gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000

km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian,

laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di

tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombangtsunami
menurun hingga sekitar 30 km/jam, namun ketinggiannya sudah

meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang

Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa

diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa

16......Ati Widiati, Aplikasi Manajemen Risiko Bencana Alam Dalam Penataan Ruang
Kabupaten Nabire, Jakarta. Hal 7 - 1 5 .
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12