Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
40
demikian, kawasan ini secara strategis sangat penting dan sekaligus berpotensi
menjadi wilayah persaingan yang bisa menimbulkan konflik kepentingan.
Persengketaan di Laut Tiongkok Selatan dapat berpotensi menjadi konflik
karena em pat alasan. Pertama, persengketaan yang terjadi di kawasan
tersebut melibatkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Tim ur,
yaitu Malaysia, Filipina, Vietnam , Brunei Darussalam, Taiw an, dan Tiongkok.
Kedua, para pihak yang terlibat dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan
m enggunakan instrumen militer untuk m enegaskan klaimnya. Ketiga, ada
keterlibatan negara-negara m ajor power. Keempat, belum ada bentuk
mekanisme penyelesaian konflik yang kredibel.
Perkem bangan di kawasan Asia Pasifik harus menjadi atensi utama bagi
Indonesia untuk menata pertahanan negara. Apabila kewaspadaan terhadap
kawasan Asia Pasifik tidak dilakukan, maka pertahanan negara Indonesia tidak
akan terwujud secara handal; karena Indonesia akan dijadikan sebagai
'penonton' saja, bukan sebagai 'pemain'' di kawasan.
b. M odernisasi Kekuatan Militer.
Beberapa negara di kawasan Asia Pasifik melakukan upaya modernisasi
kekuatan militernya. Ala san utama untuk memodernisasi kekuatan militer
antara lain adalah adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, untuk
menyetarakan dan m encapai standardisasi dengan sistem aliansi, dan untuk
mengantisipasi kem ungkinan terjadinya situasi terburuk karena salah
perhitungan sebagai akibat ketidakpastian situasi strategis.
Modernisasi kekuatan militer juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
pertahanan. Beberapa negara di kawasan telah memodernisasi sistem
persenjataannya diantaranya, peluru kendali udara ke udara, peluru kendali
darat ke udara, peluru kendali bawah permukaan ke udara dan darat,
kemampuan pertempuran udara, radar penginderaan modern, sistem
peringatan dini dan sistem peperangan elektronik, dan siber. Dalam
modernisasi ini yang perlu diwaspadai dan akan menimbulkan miskalkulasi dan

