Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

18

 yang bermain sejalan dengan apa yang ditetapkan oleh budaya.
 Menurut teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman
 bersama yang menuntun individu untuk berperilaku dalam
 kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mempunyai peran tertentu
 dalam masyarakat (semisal seseorang yang berperan sebagai polisi,
 guru, mahasiswa, wanita, buruh, atau orang tua), diharapkan agar
 seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut.

        Kemudian, sosiolog yang bernama Elder (1975) memperluas
pemahaman dan penggunaan teori peran ini dengan pendekatan
pendekatan yang dinamakan “life course”, yang artinya bahwa setiap
masyarakat mempunyai harapan kepada setiap anggotanya untuk
mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia
yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Sementara menurut Kahn,
sebuah lingkungan organisasi dapat mempengaruhi harapan setiap
individu mengenai perilaku peran mereka. Harapan tersebut
meliputi norma-norma atau tekanan untuk bertindak dalam cara
tertentu. Individu akan menerima pesan tersebut dan menanggapinya
dengan berbagai cara. Persoalan akan muncul jika pesan yang dikirim
tersebut tidak jelas, tidak secara langsung, multi-tafsir, atau tak sesuai
dengan daya tangkap penerima pesan. Akibatnya, pesan tersebut
tersampaikan secara parsial, ambigu, dan bahkan dapat menimbulkan
konflik.

c. Teori Kepemimpinan Informal
       Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas

seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu. Dalam kaitan dengan hal ini, Hersey dan Blancchard
(1992: 99) menyimpulkan bahwa proses kepemimpinan adalah
merupakan fungsi pemimpin, pengikut dan variabel situasional
lainnya. Hingga kini dikenal dua pola kepemimpinan. Pertama,
“kepemimpinan formal” yakni, kepemimpinan dari seorang pemimpin
yang diangkat dalam suatu jabatan. Artinya ada legalitas organisasi
yang biasanya diapresiasi dalam struktur hirarkis. Kedua,
   11   12   13   14   15   16   17