Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

42

                     Dalam konteks kehidupan politik negara dan bangsa,
           gerakan separatisme yang dilakukan secara politik ditempuh
          oleh kelompok kepentingan di level kelembagaan
          Pemerintahan Aceh dan DPRA yang didukung penuh oleh
          Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan DPRK se-wilayah
          NAD yang berasal dari unsur GAM/KPA/PA dapat menjadi
          ancaman yang cukup serius terhadap stabilitas nasional dan
          Keutuhan NKRI. Gerakan tersebut bukan sesuatu yang tidak
          mungkin mengarah ke tindakan radikalisme yang menjadi
          musuh dan ancaman non militer negara bilamana pemerintah
          sebagai pemegang mandat penyelenggaraan administrasi
         negara tidak mampu mengelola dan mendistribusikan
         kewenangannya dengan tepat.

b. Kurang maksimalnya program Pembinaan Wilayah.

                   Program Otonomi Khusus di Aceh mengisyaratkan
         adanya sinergitas pembinaan wilayah antara Pemerintah
         (pusat/prov/kab/kota), TNI dan Polri untuk bekerjasama
         membangun daerah dalam rangka peningkatan
         kesejahteraan dan keamanan masyarakat. Namun dalam
         kenyataannya kegiatan tersebut masih belum maksimal yang
         ditandai dengan masih lemahnya koordinasi dan masih
         adanya tumpang tindih kewenangan antar instansi
         pusat/daerah dalam menjalankan sebuah program.

                  Program pembinaan wilayah merupakan bagian dari
         program pemberdayaan wilayah pertahanan, dimana
         masyarakat diberikan adanya sebuah kesadaran dan
         pemahaman tentang pentingnya menjaga kelancaran
         pembangunan di segala bidang. Dengan lancarnya
         pembangunan berarti wilayah tersebut memiliki ketahanan
        untuk dapat menghadapi berbagai ancaman, tantangan,
        hambatan yang akan menganggu kelancaran pembangunan.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16