Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
57
Menunjukkan keadaan penggunaan wewenang minimal seperti
pada kelompok-kelompok kecil.11
Penerapan gaya kepemimpinan tersebut “sebenarnya tidak banyak
pemimpin yang benar-benar konsisten pada satu gaya’’.12 Hal ini
disebabkan adanya perbedaan situasi dan kondisi lingkungan dan karakter
karyawan yang dihadapi, menuntut pimpinan untuk responsif dan adaptif
sehingga penyesuaian gaya yang tepat dilakukannya. Namun tidak semua
pimpinan mempunyai kemampuan tersebut, sehingga seringkali dijumpai
gaya kepemimpinan tertentu cenderung dipertahankan selama masa
periode jabatan yang dipegangnya.
Menelusuri kecenderungan gaya kepemimpinan yang dipilih oleh
pimpinan sekolah ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Pertama tentu saja faktor yang berasal dari kepribadian atasan.
Selanjutnya asumsi-asumsi yang dianutnya. Mengenai asumsi pimpinan
terhadap karyawan, dapat dikemukakan di sini pendapat McGregor tentang
asumsi manajerial teori X dan teori Y dalam bukunya “The Human Side of
Enterprise”13 Secara garis besar, teori X merupakan pandangan yang
tradisional dalam mengarahkan dan mengawasi pegawai. Pandangan teori
X ini akan mempengaruhi pimpinan dalam menjalankan gaya
kepemimpinannya yang cenderung otoriter, yang menekankan
reinforcement semata, melalui pemberian honor dan jabatan pekerjaan,
dimana keduanya hanya memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
Oleh karena karyawan sebagai manusia mempunyai jenjang
kebutuhan seperti teori Maslow, maka penguatan tersebut tidak
memberikan kepuasan dan pada akhirnya berdampak pada produktivitas
dan prestasi kerja.
11 Karl Albrecht, Pengembangan Organisasi, terjemahan Syariful A. (Bandung: Angkasa,
1985), hal. 177-178.
12 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan (Jakarta: Masagung,
1987), hal. 45.
13 McGregor, The Human Side of Enterprise, dikutip langsung oleh Siegel dan Lane,
Personnel and Organizational Psychology (Illinois: Richard D. Irwin Inc., 1982), hal.
213.

