Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
59
Atasan dalam menjalankan tugasnya yaitu memimpin anggota
kelompok organisasinya diharapkan tidak memaksakan kehendak ataupun
dengan intimidasi, karena kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu
pengelolaan manusia melalui persuasi dan inspirasi daripada melalui
pemaksaan langsung. Dalam hal ini akan melibatkan penerapan
pengetahuan mengenai faktor manusia dalam memecahkan masalah yang
konkrit. Cleeton dan Mason seperti dikutip oleh Mar'at mengemukakan
bahwa "kepemimpinan mengindikasikan adanya kemampuan
mempengaruhi manusia dan menghasilkan rasa aman dengan melalui
pendekatan secara emosional daripada menggunakan otoriter"17.
Sedangkan Copeland berpendapat bahwa "kepemimpinan adalah
seni berhubungan dengan orang lain ... merupakan seni mempengaruhi
orang melalui persuasi dengan contoh konkrit".18 Dalam hal ini harus
dihindari adanya intimidasi untuk memaksa orang lain bertingkah laku yang
sesuai dengan keinginan dirinya. Dalam hubungannya dengan hal
tersebut, seorang atasan sebagai pemimpin harus memiliki keterampilan
dalam hal:
1) mengenai dan mengetahui kekuatan, kelemahan, dan
kekurangan staffnya.
2) menanamkan serta memelihara sikap percaya mempercayai
dalam kelompok.
3) menanamkan dan membina disiplin kelompok.
4) menanamkan dan memupuk sifat bersedia menolong antara
anggota kelompok;
5) memperbesar rasa tanggung jawab kepada anggota kelompok;
6) mempergunakan kebijaksanaan untuk mengatasi masalah atau
pertentangan yang mungkin timbul;
7) memimpin rapat-rapat, "workhsop" atau "in-service training";
17 Mar'at, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hal. 13.
18 Ibid., hal. 14.

