Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

38

terorisme serta dimanfaatkan melaksanakan tugas-tugas
tertentu seperti tugas kurir dan tugas logistik. Dengan melihat
pengalaman kelompok Nurdin Top yang bergerak secara
klandestin di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah dimana ia
menggunakankan metode menikah sebagai salah satu cara
penggalangan di satu wilayah aman. Kelompok Nurdin Top ini
juga sering melaksanakan dakwah-dakwah keagamaan di
tempat yang relatif jauh dari pengamatan aparat keamanan
sekaligus membaiat warga yang mengikuti dakwah
keagamaan ini menjadi pengikut mereka yang setia. Kondisi
masyarakat setempat yang sebagian besar masih
berpendidkan rendah memudahkan kelompok Nurdin Top
mempengaruhi mereka dimana masyarakat ini menganggap
kelompok ini sebagai guru agama mereka dan disegani oleh
warga setempat sehingga tidak mungkin mencurigai kegiatan
kladenstin kelompok ini.

         Untuk organisasi yang lebih besar mereka akan
memperluas pengaruhnya mulai dari daerah pangkal ini terus
membesar sampai akhirnya memiliki pengaruh yang sudah
memiliki kekuatan sosial yang bisa diandalkan. Semakin kuat
kekuatan sosial diwilayah tersebut semakin mampu mereka
untuk membangun suprastruktur tandingan dan bila berhasil
maka kelompok atau organisasi teroris ini akan mengklaim
secara terbuka wilayah kekuasaan mereka. Kondisi ini sudah
pernah terjadi di Indonesia di awal kemerdekaan dan
berlanjut sampai dekade 1960-an. Sekarmadji alias
Kartosuwiryo berhasil membentuk negara Islam Indonesia
(Nil) dengan organisasi militernya bernama Darul Islam dan
Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dengan wilayah perjuangan
Jawa Barat. Temyata dibeberapa tempat lain di Indonesia
muncul kegiatan serupa yaitu di Aceh oleh Daud Beureh dan
di Sulawesi Selatan Kahar Muzakar, serta ada lagi di
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11