Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

46

mampu memenuhi kebutuhan dari Komunitas ASEAN. Lahirnya Komunitas
ASEAN ini sekaligus menandai era baru bahwa masalah perbedaan ideologi
diantara negara-negara anggotanya sudah tidak dipermasalahan lagi.
Sebagaimana diketahui diantara negara-negara Asia Tenggara menganut
berbagai ideologi, seperti Indonesia dengan ideologi Pancasila, Kamboja dan
Vietnam berideologi komunis, Philipina menganut ideologi liberal.

          Pada KTT XII ASEAN di Cebu, Filipina,13 Januari 2007, para pemimpin
ASEAN bersepakat untuk berkomitmen menciptakan “One Caring and Sharing
Com m unity1 pada 2015, serta melakukan sosialisasi agar rakyat ASEAN
memiliki uWe F eeling. Namun demikian, kepedulian rakyat ASEAN terhadap
organisasi ASEAN masih sangat kurang, dan hal ini merupakan kelemahan
yang dapat menghambat akselerasi menuju komunitas ASEAN 2015. Sebagian
besar masyarakat beranggapan bahwa ASEAN hanya sebatas akronim
organisasi di wilayah Asia Tenggara, dan ASEAN bukanlah bagian dari
identitas mereka. Konsep uWe Feelincf yang seharusnya bermakna sangat
dalam ternyata tidak begitu berarti bagi mereka. Di dalam membentuk suatu
komunitas di berbagai bidang, maka ‘W e Feeling" itu harus ada. Tetapi jika kita
lihat pada komunitas ASEAN saat ini, uWe F eeling itu belum terbangun,
apalagi jika dikaitkan dengan budaya dari masing-masing negara. uWe F e e lin g
itu hanya akan timbul ketika terjadi ancaman yang dianggap berbahaya secara
bersama. Identitas sebagai satu ASEAN belum dimiliki oleh masyarakat negara
anggota, sementara di internal negara-negara itu sendiri masih terjadi konflik
antar ras, budaya, dan suku. Faktor yang paling signifikan bagi efektifitas
integrasi ASEAN bisa kita lihat dalam persoalan minimnya keteriibatan
masyarakat dan implementasi keputusan yang masih saja didasarkan pada
konsensus. Selama ini ASEAN telah memberikan sumbangan tertentu bagi
stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. ASEAN telah melakukan
dan mempunyai kontribusi dalam menyelesaikan berbagai hal, seperti masalah
Kamboja. Namun ASEAN juga tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan
perdamaian dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Myanmar dan
masalah Kuil Preah Vihear yang menyangkut perbatasan Thailand-Kamboja
dan akhir-akhir ini memanas kembali.
   1   2   3   4   5   6   7