Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
50
sentral perubahan dalam sistem pemerintahan negara belum
sepenuhnya mampu menggerakkan sumber daya nasional, yang mampu
memupuk nilai-nilai Pancasila, seperti kekeluargaan, kebersamaan,
kerakyatan, dan kehidupan yang selaras, seimbang dan serasi.
f. Aspek Ekonomi.
Perekonomian nasional secara makrd sudah mengalami
perkembangan positif berupa stabilitas ekonomi yang mantap, tetapi
secara mikro perekonomian masih mengalami keterpurukan. Defisit
anggaran dalam APBN masih cukup besar dan untuk menutupinya
masih mengandalkan hutang luar negeri. Privatisasi salah arah karena
tidak memberi penguatan pada struktur dan ekonomi nasional.
Perusahaan-perusahaan strategis yang kondisinya sehat justru menjadi
sasaran privatisasi, sehingga negara banyak dirugikan. Kurs rupiah
masih fluktuatif telah menyebabkan harga-harga tidak stabil, kebijakan
moneter pemerintah dengan menaikkan berbagai harga dasar kebutuhan
pokok berdampak pada kinerja perusahaan dan kesejahteraan
masyarakat. Jumlah pengangguran, lapangan kerja dan kesempatan
berusaha terbatas. Hal ini berpengaruh kepada kemampuan negara
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Perkembangan ini belum
mencerminkan adanya sistem ekonomi Pancasila yang menekankan
pada harmoni antara kebutuhan jasmani dan rohani, antara ekonomi
makro dan m ikro, serta berorientasi pada terwujudnya masyarakat
Indonesia yang bebas dari kemiskinan, keterbelakangan, penjajahan,
rasa was-was, dan rasa diperlakukan tidak adil.
g. Aspek Sosial Budaya.
Perubahan paradigma nasional telah merubah kondisi sosial
budaya masyarakat. Selain mendukung terwujudnya masyarakat
Indonesia yang demokratis dan terbentuknya civil society, perubahan ini
juga menyebabkan ikatan-ikatan tradisional mulai luntur sehingga nilai-
nilai kekerabatan, kegotongroyongan, dan kebersamaan mengalami
kemerosotan, sedangkan nilai-nilai individualistik, konsumeristik dan

