Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
pada posisi kesepuluh terbawah dari 93 negara/yuridiksi yang
disurvei, walaupun ditilik dari potensi sumber daya mineralnya,
Indonesia dikelompokkan pada peringkat teratas sepuluh besar. Hal
ini mencerminkan bahwa kebijakan-kebijakan pertambangan di
Indonesia belum mendukung iklim investasi yang sehat dan baik, bagi
dunia pertambangan. Disebutkan dalam dunia ekonomi global yang
kompetitif saat ini tidak hanya potensi sumber daya mineral yang
menentukan, namun sangat dipengaruhi oleh iklim usaha yang sehat
dan baik.
d. Price Waterhouse Coppers (PWC)
Data dan informasi mengenai sumber daya mineral di Indonesia, pada
saat ini dianalisis bukan hanya oleh lembaga pemerintah, namun
berbagai perusahaan swasta juga melakukan analisis yang mendalam
di sektor sumber daya mineral ini, terutama untuk kepentingan bisnis
dan untuk kepeduan kajian investasi. Price Waterhouse Coppers
Indonesia secara rutin melakukan kajian dan penelaahan sektor
pertambangan dalam berbagai dimensi dan berbagai aspek. Pada
tahun 2012 PWC mengeluarkan laporan berjudul Mine 2011: The
Game Has Changed, Review O f Global Trends In The Mining
In d u stry19), yang menyebutkan bahwa Industri pertambangan telah
memasuki babak bam, dimana permintaan bahan tambang sangat
dipengaruhi oleh pasar global, sementara pasokan semakin terbatas
dan pengembangan industri pertambangan semakin kompleks,
lokasinya semakin sulit terjangkau.
Dalam buku Mining Indonesia : Investment and Taxation Guide, 2012,
disebutkan bahwa Indonesia masih merupakan pemain penting dalam
industri pertambangan global, dengan tingkat produksi batubara,
tembaga, emas, timah dan nikel, dan Indonesia tercatat sebagai
eksportir terbesar untuk thermal coal. Perusahaan pertambangan
global masih menempatkan pada peringkat atas, namun kebijakan
dan iklim investasi belum menunjukkan hal yang positif. Dalam tahun
19 Price Waterhouse Coppers (2012). Mine 2011. Then Game has change, Review of Global
Trendsin the mining Industry.
25

