Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
13
perjuangan nasional. Prof. Dr. Wan Usman mengartikan Wawasan
Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam.13 Wawasan nusantara, juga merupakan wujud dari
kesatuan bangsa Indonesia dalam hal ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan. Sifat dan ciri-ciri wawasan nusantara
disebutkan sebagai “manunggal” dan “utuh menyeluruh” di bidang wilayah,
bangsa, ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pertahanan dan
keamanan, psikologi, dan berkeseimbangan.
Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri dari tiga unsur dasar yang meliputi
wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Wadah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan aneka
ragam budayanya. Isi merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di
masyarakat dan citd-cita serta tujuan nasional yang hendak diwujudkan
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai cita dan
tujuan bangsa Indonesia tersebut maka bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Tata laku yang
terdiri atas tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat, dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, dan tata laku lahiriah yaitu
mencerminkan dalam setiap tindakan, perbatan dan perilaku dari setiap
bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri
atau kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan
kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangsa dan
tanah air sehingga menumbuhkan nasionalisme yang tinggi dalam semua
aspek kehidupan nasional, termasuk dalam bidang olahraga.
Wawasan Nusantara, mengandung amanat kesatuan baik politik,
ekonomi, sosial-budaya dan kesatuan Hankam. Harus dipahami, tanpa ada
keempat kesatuan itu tidaklah mungkin diwujudkan persatuan, dan tanpa
13S. Sumarsono, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
hlm.81

