Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18
banyak mendapatkan keuntungan dari penggunaan fasilitas sosial
ekonomi negara tetangga dibandingkan dari negeri sendiri.
Minimnya sarana dan prasarana di perbatasan membuat
masyarakat yang tinggal di sana sulit mengembangkan aktifitas sosial
dan ekonomi. Akibatnya masyarakat cenderung berorientasi pada
negara tetangga. Kondisi ini semakin subur karena adanya kesamaan
budaya, adat istiadat, dan agama, sementara pembedanya adalah
status kewarganegaraan, dan infrastruktur sarana prasarana.
Situasi sebagaimana digambarkan di atas merupakan kondisi yang
kurang sehat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
bersendikan Undang Undang Dasar 1945, Pancasila, Wawasan
Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Bahkan, sejumlah WNI yang
berada di garis perbatasan Kalimantan Barat menjadi anggota Laskar
Wataniah7, organisasi paramiliter Malaysia. Kondisi seperti ini tidak
dapat dibiarkan karena dapat melemahkan integrasi nasional di daerah
perbatasan.
Perbatasan wilayah negara sangat penting bagi keutuhan wilayah
NKRI. Rasanya sangat menyakitkan ketika Pulau Sipadan-Ligitan, dan
Provinsi Timor Timur terhapus dari peta NKRI. Oleh karena itu, dalam
rangka memantapkan Ketahanan Nasional dan mewujudkan Wawasan
Nusantara di daerah perbatasan, sumber-sumber kerawanan yang ada
di sana harus diwaspadai, dinetralisir, dan dihilangkan dengan cara
mensejahterakan masyarakat perbatasan.
Dengan sejahteranya masyarakat di perbatasan, maka akan
tercipta kondisi masyarakat yang tangguh dan mandiri di wilayah
perbatasan guna mencegah dan menangkal ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan di sana. Kalau itu tercapai, sesungguhnya
ketahanan nasional di daerah perbatasan telah memberi kontribusi
7 Keadaan ini mencuat di tahun 2008 ketika sejumlah pemuda WNI di perbatasan RI-MalaySia di garis batas
Kalimantan terdaftar menjadi anggota laskar Wataniah. Komisi I D PR kemudian melakukan kunjungan ke
perbatasan untuk melihat perm asalahan di lapangan.
6

