Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

70

kelompok etnis dapat menimbulkan perbedaan pandangan atas
berbagai masalah yang bisa berkembang menjadi sentimen-sentimen
rasial dan secara berlanjut dapat berakibat pada bentuk disintegrasi
nasional masing-masing negara, yang tidak mustahil akan semakin
peka dan mudah terpengaruh oleh warna-warna polarisasi kekuatan
dunia.

     Pada lingkungan strategis regional, isu demokratisasi sangat kuat
mewarnai negara-negara secara regional seperti wilayah region
ASEAN, region Asia Pasific. Demokratisasi melanda seluruh negeri di
wilayah region. Pada wilayah region ASEAN dinamika politik sangat
kentara dengan munculnya reformasi pada beberapa negara dan
gerakan demokrasi hampir di setiap negara, seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Kamboja, bahkan Burma. Gerakan
demokrasi ini telah berpengaruh pada dinamika politik di ASEAN yang
berpengaruh satu sama lain.

     Dalam hal penerapan demokrasi di wilayah region ASEAN, negara-
negara ASEAN cenderung tidak ekspansif, atau tidak mau melibatkan
diri pada penerapan demokrasi di negara lainnya. Dalam kasus Burma
(Myanmar), misalnya negara-negara ASEAN sekalipun ditekan oleh
Amerika Serikat dan sekutunya untuk menekan atau memboikot Junta
Militer Burma atas pembatalan Pemilu yang dimenangkan Aun San
Syuki, namun negara-negara ASEAN tetap pada pendiriannya tidak
ingin melibatkan diri dengan urusan dalam negeri Burma. Saling
kesepahaman inilah yang menyebabkan masih terjaminnya kerjasama
negara-negara ASEAN di bidang lain seperti ekonomi dan sosial.
Namun bukan berarti negara-negara ASEAN tidak peduli terhadap
demokrasi yang dianggap sebagai model negara yang terbaik, hanya
penerapannya diserahkan kepada masing-masing negara.

     Berbagai gerakan politik yang mengarah terganggunya keamanan di
wilayah ASEAN muncul, seperti Gerakan MLF (Moro) Filipina, GAM
(Indonesia), Pemberontakan Islam Pattani (Thailand), gerakan-gerakan
   9   10   11   12   13   14   15   16   17