Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
18
secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan selalu mengkaji faktor
alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk
integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Oleh sebab itu
disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu
mencakup fenomena alam dan manusia, dan keterkaitan antar
keduanya. Geografi akan kehilangan “jati dirinya” jika tidak terjadi konsep
keterpaduan. Dalam perspektif bidang ini memberi tekanan pada
hubungan antara manusia dengan lingkungannya sehingga terlihat
karakteristik lingkungan di wilayah tersebut.18 Geografi merupakan
pengetahuan yang mempelajari fenomena geosfer dengan
menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks
wilayah.19 Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga
pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Keruangan. Pendekatan keruangan
merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang
menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi
ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur
(spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial
processess) (Yunus, 1997). Dalam konteks fenomena keruangan
terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses.
Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen
pembentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan
dalam tiga bentuk utama, yaitu : (1) Kenampakan titik (point
features), (2) Kenampakan garis (line features), dan (3)
Kenampakan bidang (areal features). Kerangka kerja analisis
pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan
elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan What, Where, When,
Why, How, Who suffers what dan who benefits whats? untuk
mengetahui:
18 Budi Handoyo, M.Si dan Drs. Hadi Soekanto, SH, M.Pd, M.Si.Bahan ajar e-learning matakuliah
Geografi Lingkungan.
19 Ibid

