Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
22
cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth control
dengan menggunakan alat kontrasepsi.
b. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich).
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali.
kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi
dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah
penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check* yaitu
menggunakan alat kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an foto-foto
telah diambil dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat
seperti sebuah kapal yang berlayar dengan persediaan bahan bakar
dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan
kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga
akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut. Tahun 1871 Ehrlich
menulis buku “The Population Bomb" dan kemudian direvisi menjadi
“ The Population Explotion” yg berisi: Sudah terlalu banyak manusia di
bumi ini, Keadaan bahan makanan sangat terbatas, Lingkungan rusak
sebab populasi manusia meningkat. Analisis ini dilengkapi oleh
Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth" ia menarik
hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian,
produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun
begitu, malapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma
menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola
alam dengan baik. Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan
oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena tidak mencantumkan
variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu Mesarovic dan
Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan
lingkungan antar kawasan.
c. Teori Kependudukan Kontemporer.
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai
laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan

