Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7
23
makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat
bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku
demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas
seorang tinggi ia cenderung ingin memiliki keluarga kecil. Dalam
situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup (standard o f
living) merupakan determinan fertilitas. Tidaklah benar bahwa
kemiskinan tidak dapat dihindarkan (seperti dikatakn Malthus) atau
kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis (seperti pendapat
Marx) dengan mengatakan “The niggardline o f nature, not the
injustice o f society is the cause o f the penalty attached to
overpopulation (Week, 1992). Kalau suatu waktu di suatu wilayah
terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanyalah
bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu :
mengimpor bahan makanan, atau memindahkan sebagian penduduk
wilayah tersebut ke wilayah lain.
Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahirann
ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk
meningkatkan tingkat golongan yang mampu. Dengan meningkatnya
pendidikan penduduk maka secara rasional maka mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai
dengan karier dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat
bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak,
dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran
akan rendah.
d. Teori Kesejahteraan Sosial.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, karena manusia sebagai makhhluk sosial ingin hidup
tentram, bahagia dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kesejahteraan masyarakat yang dimaknai sebagai kesejahteraan
sosial yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan material dan non
material. Dalam masyarakat Indonesia, kondisi sejahtera itu diartikan
hidup aman dan bahagia karena semua kebutuhan dasar dapat

