Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

23

     sebagai ideologi terbuka proses aktualisasi tidak dilakukan secara
     dogmatis, tetapi dengan cara dialogis serta menerima nilai-nilai yang
     berkembang selama tidak bertentangan dengan norma asasi Pancasila.
     Dalam hal ini penanaman dan aktualisasi Pancasila bisa dikaitkan secara
     integratif-interkonektif dengan ilmu-ilmu dan nilai-nilai Islam sebagai
     kurikulum utama pendidikan pesantren dan madrasah. Aktualisasi nilai-
     nilai Pancasila juga merupakan pendorong untuk aktualisasi diri para
     santri atau siswa, juga para guru, ustadz dan pengelola lembaga sehingga
     menjadi pribadi yang berkembang menjadi lebih dewasa. Dewasa dalam
     pemikiran, wawasan dan tindakan individu dan sosial.

              Terkait dengan teori integrasi sosial sebagaimana William F
     Ogburn, Pendalaman dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai norma
     yang disepakati secara nasional, dengan prinsip ketuhanan, kemanusiaan,
     persatuan, keadilan, demokrasi dan musyawarah dan diikat dengan
     prinsip bhinneka tunggal ika telah menjadi pendorong terciptanya harmoni
     dan integrasi sosial secara nasional.

10. Tinjauan Kepustakaan
               Berbagai kajian dan penelitian ilmiah yang relevan dengan masalah

     yang diangkat oleh Taskap ini telah banyak dilakukan oleh para peneliti,
     ulama, budayawan, serta peminat dan pengkaji Pancasila di Indonesia.

               Notonagoro, Guru Besar Filsafat UGM, menjelaskan bahwa secara
     filsafati, Pancasila mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk
     monodualis dan monopluralis. Artinya bahwa manusia merupakan
     makhluk jasmani dan rohani, makhluk individu dan sosial, makhluk yang
     memiliki kebebasan tetapi sekaligus bergantung kepada Tuhan.15

          15Notonagoro, 1982, Beberapa H al Mengenai Falsafah Pancasila. Jakarta: Rajawali,
him. 48
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14