Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

bahwa Polri bekerja sendiri, padahal semestinya program yang memiliki
  dimensi-dimensi yang beragam ini perlu juga diselenggarakan bersama-
  sama dan sinergis dengan lembaga pemerintah yang lain.

          b. Program Deradikalisasi Terorisme di Lingkungan
 Masyarakat Sipil (MSI) di Indonesia Saat Ini

            Dalam pelaksanaan program deradikalisasi yang dimulai pada 2005,
 sasaran yang diutamakan adalah para tawanan teroris dan keluarganya.
 Masyarakat sipil yang dilibatkan barulah kelompok-kelompok dan
 organisasi-organisasi yang langsung memiliki hubungan dengan ideologi
 radikal, seperti ormas Islam dan tokoh-tokoh Islam, baik yang berafiliasi
 dengan kelompok moderat, modernis, maupun fundamentalis.

           Menurut Golose, program deradikalisasi bertujuan: 1) melakukan
 counter terrorism; 2) mencegah proses radikalisme; 3) mencegah
provokasi, penyebaran kebencian, permusuhan antar ummat beragama;
3) mencegah masyarakat dari indoktrinasi; 5) meningkatkan pengetahuan
masyarakat untuk menolak paham teror... dan: 6) memperkaya khazanah
atas perbandingan paham.19 Dengan tujuan yang berlingkup luas ini,
maka pelaku program deradikalisasi tentu saja idealnya bukan hanya Polri,
tetapi mencakup pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk: 1)
penyidik kasus terorisme; 2) tokoh agama; 3) eks anggota Jl...; 4) para
tersangka atau napi yang telah sadar serta kooperatif dan memiliki
keinginan kuat untuk membantu ...dan; 5) pihak akademisi di bidang
psikologi.20

          Jika dibandingkan antara lingkup sasaran dan para pelaku program,
maka jelas masih ada kesenjangan antara tujuan deradikalisasi dengan
subyeknya, sehingga perlu ada perluasan subyek atau pelakunya. Dalam
hal ini, pelibatan organisasi masyarakat sipil yang memiliki posisi strategis
dalam mempengaruhi dinamika msayarakat, misalnya: ormas agama-
agama; organisasi professional; media; cendekiawan (termasuk
mahasiswa); organisasi adat; lembaga swadaya masyarakat (LSM );
asosiasi pengusaha dan pekerja. Dalam konteks perkembangan global,

19op.tit, hal. 116.

20 i.b. i.d. .

                     31
   1   2   3   4   5   6   7   8