Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
regional dan nasional saat ini dan masa depan, peran masyarakat sipil
semakin diakui dan nyata. Apalagi dengan semakin berperannya apa yang
dikenal sebagai aktor non- negara (non-state actors) yang bisa saja
memiliki kekuatan yang dapat menyaingi kekuatan negara.21
Keberadaan dan peran masyarakat sipil Indonesia (M SI) dalam
sejarah Indonesia telah cukup panjang, bahkan sebelum kemerdekaan
dicapai. MSI modern bisa dikatakan mulai tumbuh bersamaan dengan
munculnya organisasi dan gerakan-gerakan mandiri dalam masyarakat
kolonial ketika proses industrialisasi diperkenalkan. Benih-benih MSI
modern tersebut juga telah ada dan dapat ditemukan dalam tradisi-tradisi
dan budaya milik masyarakat yang menunjukkan ciri-ciri kemandirian,
keswasembadaan dan kesukarelaan, misalnya, tradisi lumbung desa,
tradisi tanah perdikan, lembaga pendidikan pesantren, budaya gotong-
royong, arisan, musyawarah desa dll. Benih-benih tradisi seperti inilah yang
menjadi dasar munculnya etos kemandirian dan ketahanan masyarakat
yang dapat dipergunakan untuk menghadapi tekanan dan ancaman pihak
luar pada situasi dan kondisi krisis, baik yang datang dari alam maupun
buatan manusia. MSI modern yang kemudian berkembang di masa
penjajahan dengan demikian memiliki akar budaya asli di Indonesia
sehingga dengan mudah menjadi wahana persemaian bagi gagasan dan
gerakan-gerakan barn termasuk nasionalisme, anti-kapitalisme, dan juga
semangat anti-penjajahan.22
Dari uraian diatas mengenai keberadaan dan peran MSI, maka jika
dikaitkan dengan pengembangan dan sosialisasi program deradikalisasi
yang bertujuan sebagai proses counter ideology dan/atau netralisasi
ideologi radikal, maka akan tercipta suatu sinergi antara Pemerintah, dalam
hal ini aparat penanggulangan terorisme seperti Polri dan B N P T, dengan
komponen strategis masyarakat. Apalagi jika landasan utama program ini
adalah dimensi sosial budaya, terutama perspektif multikulturalisme.
Perspektif ini, menurut Parsudi Suparlan, “menawarkan adanya saling
pemahaman dan penghargaan di antara kelompok-kelompok suku bangsa,
21 Muladi. Kerjasama Keamanan Regional dan Intemasional Dalam Pencegahan Terorisme Global. Ceramah
PPSAXVII, 25 Mei 2011. hal. 3.
^Dhakidae, Daniel. Cendekiawan dan Kekuasaan Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003, hal. 98-130.
32

