Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

3) System manajemen nasional dalam pembinaan kewaspadaan nasional tidak
     mempunyai mempunyai arah yang jelas di tengah-tengah lingkungan strategis yang
     semakin kompleks. Hal ini timbul sebagai akibat penanaman dan pemantapan
     ideologi Pancasila melalui penataran dan sejenisnya tidak lagi diaktifkan
     sebagaimana sebelumnya sebagai sarana membina kewaspadaan nasional dalam
     rangka memperkokoh ketahanan nasional.

4) Krisis kepercayaan masyarakat yang merosot dan menurun tajam sebagai akibat
     perilaku korupsi para pimpinan Negara baik pada tatar pemerintah maupun
     pemerintah daerah yang dibuktikan dari banyaknya keputusan pengadilan yang
     menyatakan bahwa pejabat Negara tersebut terbukti bersalah melakukan korupsi
     dan dijatuhi hukuman penjara sesuai tingkat kesalahan yang diperbuatnya. Perilaku
     korupsi ini menggambarkan bahwa ada krisis kepemimpinan dan terhambatnya
     pembangunan, sehingga menimbulkan ketidak percayaan masyarakat terfiadap
     pemimpin yang mengakibatkan sebagian masyarakat bertindak sesuai kehendaknya
     sendiri dan menurut mereka benar, meskipun menyimpang menurut aturan.

5) Kualitas SDM yang rendah hal ini ditandai angka kemiskinan yang masih tinggi
     sekitar 13 % yang berpenghasilan sekitar $ 2 perhari, dan lebih dari 13% yang
     berpenghasilan antara $2 s/d 4$ perhari. Keadaan yang demikian ini masih sulit
     untuk memenuhi kebutuhan minimum berkaitan dengan nafkah hidup, pendidikan
     anak anak, kelayakan tempat tinggal, pemenuhan kebutuhan air bersih, kebutuhan
     kesehatan dan lainnya dengan standar minimal. Himpitan kemiskinan dan
     rendahnya kemampuan daya beli ini menjadi kendala dalam Sismenas untuk
    mencegah berkembangnya aksi terorisme dalam rangka meningkatkan kualitas
    ketahanan nasional.

6) Aksi terorisme yang belum berhasil ditangani secara efektif akan makin
    meningkatkan intensitas dan frekuensi aksi-aksi tersebut. Sampai saat ini masih ada
    tokoh dan pelaku terorisme yang belum terungkap secarajelas.

7) Semakin tinggi pengetahuan pelaku teror dan teknologi yang digunakan, makin sulit
    mengungkap, apalagi mendeteksi secara dini terhadap setiap aksi terorisme tersebut.

8) Keterbatasan kualitas dan kapasitas intelijen secara individu atau kelembagaan dan
    aparat terkait lainnya yang kompeten dihadapkan dengan makin canggih dan
    bervariasinya aksi-aksi terorisme, telah menempatkan aksi terorisme dalam skala
    ancaman yang makin serius bagi bangsa dan negara.

                                                                                                                                     51
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14