Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
yang sangat minim dengan sarana dan prasarana, baik untuk
transportasi maupun komunikasi28. Kurangnya sarana dan
prasarana transportasi baik sarana dan prasarana transportasi
darat. laut maupun udara, dapat menyebabkan kegiatan
ekonomi berupa produksi, distribusi, perdagangan dan jasa akan
terhambat. bahkan dapat menghambat kelancaran arus bahan,
barang dan jasa. Kurangnya sarana komunikasi di wilayah
perbatasan yang terjadi selama ini telah menyebabkan
kurangnya informasi mengenai pembangunan yang telah
dilakukan oleh pemerintah.
2) Pembinaan Aspek SKA
Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat
di daerah perbatasan. pemanfaatan SKA perlu dioptimalkan
meskipun memerlukan investasi/modal yang besar. Investasi
bisa melalui PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri), namun demikian minat
investor untuk menanamkan modalnya dalam pengelolaan SKA
drwilayah perbatasan sampai saat ini masih sangat terbatas /
rendah. Hal ini terkait dengan kondisi keamanan, penegakan
hukum maupun infrastruktur atau sarana dan prasarana lainnya.
Dengan kondisi demikian menjadikan kondisi perekonomian
masyarakat di wilayah perbatasan belum dapat ditingkatkan
sesuai harapan.
3) Pembinaan Aspek Demografi
Untuk melihat sejauh mana peran pemerintah dalam
meningkatkan kualitas masyarakat saat ini, salah satunya
terindikasi dari angka Human Development Index (HDI) atau
Indek pembangunan Manusia (IPM). Lihat Grafik dan Tabel
d ib a w a h :
Kebijakan dan Strategi Nasionai Pengelolaan Kawasan Perbatasan Antamegara di
Indonesia. KPDT.
29