Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

organisasi lainnya. Peran institusi Pendidikan Tinggi terhadap pembangunan daerah
    sehubungan dengan menghasilkan paten dan komersialisasi output ilmiah,
    menghasilkan kapasitas produksi dan daya saing (McGregor et al 2006), menarik
    lulusan Pendidikan Tinggi dengan kualitas baik (Faggian dan McCann 2006, 2009a,
    2009b), atau menciptakan output dan kesempatan kerja (Armstrong, 1993;. Harris
    1997, Felsenstein 1996, Glasson 2003,. Hermannsson et al 2009) dalam (Caniels
    and van den Bosch, 2011).

10. Tinjauan Pustaka.
        Untuk mencapai visi yang sederhana : "setiap anak di setiap kota akan menjadi

    sukses dan berkontribusi pada lingkungannya", indikator utama yang diperlukan
    adalah kemampuan membaca setiap anak. Di beberapa kota di Amerika Serikat,
    kemampuan membaca menjadi penting dimiliki oleh setiap anak karena tidak hanya
    "mampu membaca" tetapi juga "mampu memahami bacaan" merupakan hal yang
    sangat diperlukan bagi perkembangan individu sejak usia dini hingga nanti saat
    dewasa dapat memanfaatkan hasil bacaan (pengetahuan) yang telah dimiliki
    (Bosland et al., 2011). Di negara lain seperti Afrika Selatan pun telah menyadari
    bahwa untuk mencapai kemapanan penelitian dan inovasi di institusi pendidikan
    tinggi di Afrika Selatan memerlukan kolaborasi tanpa batasan-batasan antar institusi
    baik dalam maupun luar negeri sekaligus membangun budaya kewirausahaan di
    lingkungan tersebut (Olupot and Maharaj, 2010).

        Kebutuhan akan perlunya reformasi di bidang pendidikan untuk beralih fokus
    menjadi berorientasi inovasi bukanlah keinginan dari satu pihak atau sekelompok
    orang, tetapi merupakan kebutuhan suatu bangsa di dunia (Boult et al., 2009). Saat
    ini, sudah bukan saatnya untuk melakukan segmentasi peran antara pemerintah,
    swasta dan akademisi. T rip le H e lix M odel diperkenalkan untuk menjawab hal ini
    (Etzkowitz, 2002). Model ini merupakan model inovasi yang menangkap hubungan
    timbal balik di berbagai titik dalam proses kapitalisasi pengetahuan. Dimensi
    pertama dari model triple helix adalah transformasi internal di setiap heliks, seperti
    pengembangan hubungan antara perusahaan lateralis melalui aliansi strategis atau
    asumsi dari misi pembangunan ekonomi dengan universitas. Yang kedua adalah

                                                                                                                 16
   11   12   13   14   15   16   17   18