Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

41

peringkat satu yaitu mencakup 6 proyek dengan nilai investasi sekitar Rp.
104.6 miliar atau 17,9% dari seluruh PMDN, sedangkan peringkat akhir ada
di propinsi Irian Jaya Barat dan Papua masing-masing hanya 1 proyek
dengan nilai investasi Rp. 0,5 miliar atau 0,1% dari seluruh PMDN.

         Untuk PMA (Penanaman Modal Asing) peringkat pertama ada di
propinsi Kalimantan Timur sebanyak 10 proyek dengan nilai investasi Rp.
1.146.6 miliar atau sekitar 46,8% dari seluruh nilai investasi PMA. Peringkat
terkecil ada di propinsi Sumatera Barat yaitu 1 proyek dengan nilai investasi
Rp. 0,2 miliar atau sekitar 0,0% dari seluruh nilai PMA.

         Propinsi Jawa Barat tern pat Bodetabek berada masuk dalam
peringkat 9 dengan 12 proyek dan nilai investasi Rp. 22,1 miliar atau sekitar
3,9% dari seluruh PMDN. Adapun DKI Jakarta berada pada peringkat 13
dengan 10 proyek nilai investasi sebesar Rp. 13,8 miliar atau sekitar 2,4%
dari seluruh PMDN. Sedangkan untuk PMA, DKI Jakarta masuk peringkat 5
dengan 19 proyek, nilai investasi Rp. 135,5 miliar atau 5,5% dari seluruh
PMA. Propinsi Jawa Barat tercatat masuk peringkat ke 29, besar nilai proyek
Rp. 55,7 miliar atau sebesar 2,3% dari seluruh PMA di Indonesia.

         Berdasarkan data-data tersebut diatas, mengenai rata-rata laju
pertumbuhan perekonomian periode tahun 2004 - 2009 sebesar 5,5% per
tahun, kontribusi sektor industri kontruksi selama tahun 2005 - 2009
sebesar 6,03% per tahun serta perkembangan PMA dan PMDN dengan nilai
investasinya yang cenderung menurun, maka dapat diperkirakan bahwa
prospek perekonomian di Indonesia pada tahun mendatang masih kurang
baik dan kurang mendukung pemerataan pertumbuhan perekonomian
daerah.

d) Kurang Meratanya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur di Daerah

          Pembangunan infrastruktur mutlak diperlukan terutama dalam upaya
meningkatkan perekonomian suatu wilayah. Dengan adanya infrastruktur
dapat mempermudah aktivitas perekonomian masyarakat dan juga
meningkatkan produktivitas serta output/pendapatan. Infrastruktur
perekonomian merupakan aset fisik yang menyediakan jasa dan digunakan
dalam produksi dan konsumsi akhir meliputi public utilities (telekomunikasi,
air minum, sanitasi dan gas), public works (jalan, bendungan dan saluran
 irigasi dan drainase) serta sektor transportasi (jalan kereta api, angkutan
 pelabuhan dan lapangan terbang). Infrastruktur sangat dibutuhkan karena
   10   11   12   13   14   15   16   17